Reporter: Dina Farisah | Editor: Rizki Caturini
JAKARTA. Kepemilikan asing di surat utang negara (SUN) masih cukup stabil. Berdasarkan situs Direktorat Jenderal Pengelolaan Utang (DJPU), kepemilikan asing di SUN per 6 Desember 2013 tercatat sebesar Rp 326,21 triliun.
Nah, per 10 Desember 2013, Direktur Surat Utang Negara Direktorat Jenderal Pengelolaan Utang (DJPU), Loto Srinaita Ginting bilang, kepemilikan asing di SUN naik menjadi Rp 324,43 triliun. Jika dibandingkan posisi di pertengahan tahun ini yang sebesar Rp 282,88 triliun, dana asing di akhir tahun ini naik
Dengan likuiditas di pasar keuangan global yang masih melimpah, Loto memperkirakan, asing masih akan melakukan pembelian bersih yang signifikan pada tahun 2014 meski merebak isu pemangkasan stimulus moneter di Amerika Serikat (AS). "Perkembangan credit story Indonesia masih relatif baik. Selain itu, yield yang kompetitif masih menjadi daya tarik bagi investor asing," papar Loto.
Head of Fixed Income Research PT Mandiri Sekuritas, Handy Yunianto mengatakan, porsi dana asing di pasar obligasi domestik akan ditentukan oleh dua hal. Pertama, sejauh mana dampak pemangkasan stimulus AS akan mengerek yield US Treasury. Jika yield US Treasury naik signifikan maka obligasi Indonesia menjadi tidak menarik. Kedua, nilai tukar rupiah. Depresiasi rupiah secara berkelanjutan akan memudarkan ketertarikan investor asing.
Menurut Handy, hingga akhir tahun, porsi dana asing diperkirakan tidak akan mengalami perubahan signifikan. Hal itu tercermin dari transaksi harian di pasar sekunder masih stabil di kisaran Rp 6 triliun-Rp 7 triliun.
Memasuki awal 2014, guncangan diprediksi masih menyelimuti pasar surat utang domestik. Tapi, ada harapan defisit neraca berjalan dan tingkat inflasi melandai. Dana asing masih akan bertahan di SUN asalkan nilai tukar rupiah stabil di kisaran saat ini, yaitu 11.900-12.000.
Josua Pardede, ekonom Bank Internasional Indonesia (BII) menjelaskan, investor asing lebih dominan menggenggam surat utang jangka pendek menengah dengan tenor 10 tahun sampai 15 tahun. Sementara investor lokal seperti dana pensiun dan asuransi masih mengakumulasi surat utang jangka panjang.
Asumsi Josua, apabila BI rate kembali dinaikkan sebesar 25 basis poin bulan ini, maka yield SUN tenor 10 tahun berpotensi naik ke level 9%. Josua menyarankan, investor menahan diri untuk masuk ke surat utang hingga kebijakan stimulus AS jelas.
Untuk meminimalisir risiko, investor dapat masuk ke surat utang bertenor pendek karena tenor panjang mengalami penurunan harga yang sangat signifikan akibat ketidakpastian tapering AS.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News