Sumber: KONTAN |
JAKARTA. Investor asing terus mengurangi investasinya di Surat Utang Negara (SUN). Merujuk data Direktorat Jenderal Pengelolaan Utang per 21 Agustus 2009, total kepemilikan asing di SUN sudah turun Rp 1,7 triliun atau 1,9% menjadi Rp 89,84 triliun, dari posisi akhir Juli 2009 sebesar Rp 91,58 triliun.
Head of Debt Research Danareksa Sekuritas Budi Susanto melihat, penurunan kepemilikan asing itu terjadi karena asing masih terus merealisasikan keuntungannya. "Ada aksi ambil untung yang dilakukan oleh investor asing," ujarnya.
Budi menambahkan, data kepemilikan asing naik turun lantaran investor belum sepakat soal prospek pemulihan ekonomi global. Jadi, ketika kepercayaan investor menurun, mereka keluar dulu dari pasar. Sebaliknya, ketika kepercayaan meningkat, investor kembali masuk ke pasar obligasi. "Data-data perekonomian Amerika Serikat (AS) masih campur, antara positif dan negatif," katanya.
Head of Debt Capital Market BNI Securities Sukartono mengatakan, pelemahan rupiah terhadap dolar AS saat ini membuat investor khawatir. "Akibatnya, mereka melakukan aksi ambil untung dulu," jelasnya.
Namun, menurut Budi, perilaku investor asing tersebut masih wajar dan tidak terlalu mengkhawatirkan. "Kalau dana dana asing yang keluar dari SUN sampai 20%, itu baru bisa dikatakan tidak wajar," kata Budi.
Oktober sudah pulih
Sukartono justru merasa optimistis dengan melihat peningkatan minat investor terhadap SUN bertenor panjang. "Itu menandakan, kepercayaan investor, termasuk investor asing, sudah mulai tumbuh," imbuhnya.
Tengok saja, pada lelang SUN kemarin, Pemerintah menawarkan tiga seri SUN, yakni FR0030 bertenor tujuh tahun, FR0052 bertenor 21 tahun, dan FR0050 brtenor 29 tahun, serta satu seri Surat Perbendaharaan Negara (SPN) bertenor setahun.
Total penawaran yang masuk di lelang ini mencapai hampir Rp 12,33 triliun. Tapi, akhirnya, Pemerintah hanya menyerap penawaran yang masuk untuk FR0052 dan FR0050 yang bertenor panjang senilai Rp 3,5 triliun. Rinciannya, masing-masing Rp 2,1 triliun untuk FR0052 dan Rp 1,4 triliun untuk FR0050.
Sayang, Direktur Jenderal Pengelolaan Utang Rahmat Waluyanto belum bisa mengungkapkan porsi pembelian investor asing dalam lelang SUN kemarin. "Hasil pembelian asing itu lebih besar, namun kami belum sempat menghitung nilai rincinya," kata Rahmat.
Walhasil, Sukartono meyakini, tren penurunan kepemilikan asing di SUN tidak akan berlangsung lama. "Setelah Oktober, pasar akan mulai ramai lagi," ramalnya.
Seiring penurunan bunga di perbankan, investor institusi domestik juga masih akan meminati SUN. "Pasti kami akan berinvestasi ke SUN, karena jauh lebih menarik daripada deposito bank," kata Direktur Utama Jamsostek Hotbonar Sinaga.
Menurut Hotbonar, Jamsostek berencana mengurangi porsi portofolionya di deposito dari 30% menjadi 25%. Sementara porsi di obligasi akan mencapai 50%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News