Reporter: Chindy Puri | Editor: Dupla Kartini
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sepanjang tahun ini hingga Senin (20/11), dana asing yang keluar dari pasar saham mencapai Rp 29,47 triliun. Meski demikian, kepemilikan asing di pasar obligasi bertambah Rp 149,68 triliun sepanjang tahun berjalan hingga Jumat (17/11).
Naiknya peringkat utang Indonesia menjadi investment grade membuat pasar modal Indonesia masih memikat para investor asing. Dikutip dari Reuters, S&P dan Fitch menempatkan Indonesia di peringkat BBB-, stabil dan positif. Sementara, Moody’s menempatkan peringkat Baa3 atau positif.
Meski demikian, posisi Indonesia masih berada di bawah empat negara ASEAN. Lembaga pemeringkat seperti S&P menempatkan Singapura di peringkat AAA stabil, Malaysia A- stabil, Thailnd BBB+ stabil, dan Filipina BBB stabil.
Analis BNI Sekuritas Norico Gaman menilai, fundamental ekonomi di Indonesia masih memiliki tingkat pertumbuhan yang positif dan konsisten. Meski, ekonomi tidak tumbuh secara signifikan, tetapi setiap tahun menunjukkan pertumbuhan dibanding tahun-tahun sebelumnya. Selain itu, pemerintah memiliki komitmen yang kuat untuk dapat membayar kewajibannya, terutama terkait utang luar negeri, sehingga tidak menimbulkan persepsi pasar yang negatif. Hal ini lah yang menjadi daya tarik bagi para investor.
“Boleh di bilang Indonesia mendominasi seluruh penduduk ASEAN. Ini merupakan pasar yang menarik bagi investor asing untuk berinvestasi di Indonesia terutama di sektor riil,” imbuh Norico.
Dengan naiknya peringkat Indonesia menjadi layak investasi menjadi sentimen positif bagi para investor global. Artinya, tingkat risiko investasi di Indonesia semakin menurun dan peluang investasi akan menjadi lebih menarik.
Norico melihat peluang dana asing untuk masuk cukup besar. Usaha pemerintah dalam menggalakkan pembangunan infrastruktur dan industri diharapkan dapat memberi nilai tambah bagi investor asing.
Namun, ada tiga hal yang perlu dilakukan pemerintah untuk mengundang para pemodal asing melirik pasar Indonesia. Norico mengatakan, pemerintah harus bisa memberikan suatu keyakinan bagi para investor untuk menjaga iklim investasi yang kondusif di dalam negeri.
Kedua menjaga stabilitas politik yang cukup baik. Ketiga, pemerintah perlu memberikan kemudahan dalam perizinan dalam proses investasi.
Ia melihat bunga obligasi masih menarik untuk pemodal asing. Nilai kupon obligasi cukup kompetitif dan tingkat inflasi relatif rendah. Oleh karena itu, Indonesia memiliki nilai tambah dibandingkan dengan negara ASEAN lainnya.
Tahun depan, dana asing yang masuk diperkirakan akan berkembang. Tidak hanya di pasar obligasi, tetapi juga pasar saham. Sebab, kondisi ekonomi tahun depan diperkirakan membaik sehingga berdampak pada pasar modal.
“Banyak korporasi menerbitkan obligasi sehingga investor asing juga akan melirik korporasi yang memberikan obligasi yang cukup bagus dibandingkan dengan obligasi pemerintah,” imbuh Norico.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News