Reporter: Hasbi Maulana | Editor: Hasbi Maulana
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Jumat (31/8) Bursa Efek Indonesia (BEI) terombang-ambing dalam ketidakpastian, sebelum berakhir kembali ke level pembukaan. Ketika bursa tutup lapak, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) turun tipis banget 0,50 poin (-0.01%), lalu mendarat di angka 6,018.
LQ45, indeks saham dengan konstituen saham-saham berkapitalisasi pasar terbesar dan terlikuid, turut volatil. Turun 0.77 poin (-0.08%), LQ45 hinggap di 951.88.
Sri Rejeki Isman Tbk (SRIL), Waskita Karya Tbk (WSKT), dan Indika Energy Tbk (INDY) berada di posisi tiga pertama daftar saham LQ45 dengan PER positif terkecil secara berurutan; masing-masing 4,30 kali, 4,35 kali, dan 5,31 kali. Posisi selanjutnya diisi oleh WSKT, SRIL, INDY, AKRA, WSBP, LPPF, PTBA, BBNI, MNCN, dan BBTN.
Di tengah volatilitas harga saham menjelang akhir pekan lalu, hanya tiga saham dalam daftar ini naik harga. Mereka adalah SRIL, INDY, dan Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI).
Sebaliknya sebagian besar, enam saham, turun harga. Mereka adalah WSKT, AKR Corporindo Tbk (AKRA), Waskita Beton Precast Tbk (WSBP), Bukit Asam Tbk (PTBA), Media Nusantara Ctitra Tbk (MNCN), dan Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN).
Satu-satunya saham yang tidak berubah harga penutupan adalah Matahari Deparmenet Store Tbk (LPPF).
Price earning ration (PER) adalah perbandingan antara harga saham dengan laba bersih per saham. Penurunan harga saham di bursa secara otomatis akan menurunkan pula nilai PER kalau pada saat yang sama tidak terjadi perubahan laba bersih per saham.
Secara umum ada anggapan bahwa semakin kecil angka PER maka semakin murah pula harga saham tersebut dibanding saham-saham lain dalam sektor usaha yang sama.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News