Reporter: Wuwun Nafsiah | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Harga gas alam melanjutkan koreksi dipicu oleh udara hangat yang mulai menyelimuti wilayah Amerika Serikat (AS).
Mengutip Bloomberg, Rabu (18/1) pukul 13.15 WIB, harga gas alam kontrak pengiriman Februari 2017 di New York Mercantile Exchange melemah tipis 0,09% ke level US$ 3,410 per mmbtu dibanding sehari sebelumnya. Tekanan gas alam berlanjut setelah harga tergerus 0,2% pada Selasa (17/1).
Menurut MDA Weather Services, cuaca hangat akan terasa di sebagian besar wilayah Timur AS hingga 26 Januari mendatang, yang diikuti oleh cuaca lebih dingin di wilayah Selatan, Barat, dan Barat Tengah. AccuWeather meramalkan suhu udara di kawsan Chicago hingga 21 Januari akan berkisar di level 43 derajat Fahrenheit (6 derajat Celcius), 25 derajat fahrenheit di atas rata - rata.
Sementara survey Bloomberg terhadap enam analis menunjukkan cadangan gas alam pekan lalu kemungkinan turun 243 miliar kaki kubik. Berdasarkan data Energy Information Administration (EIA), rata - rata penurunan cadangan gas alam dari tahun 2012 - 2016 adalah 170 miliar kaki kubik per minggu. EIA akan merilis data resmi pada Kamis (19/1).
"Pelaku pasar bearish tengah mencermati cuaca hangat, tetapi prospek jangka panjang masih mixed," kata Phil Flynn, seorang Analis Pasar Senior di Price Futures Group, seperti dikutip Bloomberg, Rabu (18/1). "Ini adalah pertempuran antaran perkiraan cuaca jangka pendek dan jangka panjang," imbuhnya.
Cadangan gas alam AS secara keseluruhan berada di angka 3,16 triliun kaki kubik pada pekan yang berakhir 6 Januari. Angka tersebut 0,1% di bawah rata - rata 5 tahun dan 10,3% di bawah angka persediaan tahun lalu.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News