kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.543.000   4.000   0,26%
  • USD/IDR 15.839   -99,00   -0,63%
  • IDX 7.500   8,14   0,11%
  • KOMPAS100 1.161   1,97   0,17%
  • LQ45 920   -0,50   -0,05%
  • ISSI 227   1,06   0,47%
  • IDX30 474   -1,02   -0,21%
  • IDXHIDIV20 571   -1,27   -0,22%
  • IDX80 133   0,19   0,15%
  • IDXV30 141   0,50   0,35%
  • IDXQ30 158   -0,23   -0,15%

CPO terseret stok yang melimpah


Rabu, 15 Mei 2013 / 07:03 WIB
CPO terseret stok yang melimpah
ILUSTRASI. Promo McD (30/11), Beli 1 PaNas Spesial, GRATIS 1 PaHeBat Mini Cuts Spicy Chicken, untuk pengguna stiker McD edisi 30 tahun (dok/McDonalds Indonesia)


Reporter: Agus Triyono | Editor: Rizki Caturini

JAKARTA. Harga minyak kelapa sawit alias crude palm oil (CPO) tertekan. Ekspor CPO dari Malaysia yang turun di bulan April, meningkatkan ekspektasi pasar bahwa stok CPO masih akan tinggi.

Harga CPO untuk pengiriman Juli 2013, Selasa (14/5) pukul 15.30 WIB, di Bursa Derivative Malaysia turun 0,56% menjadi RM 2.297 per metrik ton dibanding harga sehari sebelumnya. Jika dihitung sejak awal tahun ini, harga CPO telah terkoreksi sebesar 12,19%.

Dewan Sawit Malaysia, akhir pekan lalu, melaporkan produksi CPO Malaysia di April 2013 naik 3,1 % menjadi 1,37 juta ton. Adapun ekspor turun 5,6% menjadi 1,45 juta ton. Surveyor Intertek juga melaporkan, dalam 10 hari pertama di bulan Mei ini, ekspor CPO jatuh 17% menjadi 380.047 ton.

Benny Lee, Kepala Strategi Pasar dari Jupiter Securities Sdn mengatakan, belum ada faktor pengurang cadangan CPO sampai saat ini.  "Itu akan membuat harga CPO berpotensi tertekan sampai kuartal terakhir tahun ini," kata Lee seperti dikutip Bloomberg.

Masih akan tertekan

Zulfirman Basir, analis Monex Investindo Futures menambahkan, tekanan harga CPO juga datang dari China dan India. Sebab, persediaan CPO di dua negara itu masih melimpah.

Dari China misalnya, cadangan CPO sampai minggu lalu mencapai 1,35 juta ton, atau naik 50.000 ton dibandingkan minggu sebelumnya. "Kondisi perekonomian global yang belum pulih memang telah menurunkan permintaan CPO," ujar Zulfirman.    

Secara teknikal, harga CPO masih dalam tren tertekan. Harga masih di bawah moving average (MA) 50, MA 100 dan MA 200 yang menunjukkan tren bearish. Sinyal sama juga ditunjukkan indikator relative strength index (RSI) di level 41 yang bergerak turun.    

Moving average convergence divergence (MACD) yang bergerak flat menunjukkan harga akan cenderung bergerak mendatar. Sementara itu, stochastic berada di level 20 dan bergerak ke atas. Ini  memberi sinyal bahwa harga CPO akan naik.    

Zulfirman memperkirakan, sepekan ke depan harga CPO akan melemah di kisaran RM 2.220- RM 2.355 per ton. Prediksi Juni Sutikno, analis Philip Futures Indonesia, harga CPO akan bergerak di RM 2.300- RM 2.450 per ton.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×