kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.470.000   4.000   0,27%
  • USD/IDR 15.946   -52,00   -0,33%
  • IDX 7.161   -53,30   -0,74%
  • KOMPAS100 1.094   -8,21   -0,74%
  • LQ45 872   -4,01   -0,46%
  • ISSI 216   -1,82   -0,84%
  • IDX30 446   -1,75   -0,39%
  • IDXHIDIV20 540   0,36   0,07%
  • IDX80 126   -0,84   -0,67%
  • IDXV30 136   0,20   0,15%
  • IDXQ30 149   -0,29   -0,20%

CPO terhadang ekspor Malaysia


Minggu, 25 Januari 2015 / 16:17 WIB
CPO terhadang ekspor Malaysia
ILUSTRASI. Cek Kode Redeem Genshin Impact Agustus 2023 yang Masih Aktif Setelah Livestream 4.0


Reporter: Dina Farisah | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Harga CPO melandai pasca ekspor Malaysia menunjukkan penurunan. Risiko pelemahan CPO masih terbuka mengingat serangkaian sentimen negatif setia memayungi.

Mengutip Bloomberg, Jumat (23/1) harga CPO pengiriman April 2015 di Malaysia Derivative Exchange berada di level RM 2.230 per metrik ton. Harga CPO naik 0,7% dibandingkan hari sebelumnya. Dalam sepekan terakhir, CPO menanjak sebesar 3,5%.

Senior Research and Analyst PT Monex Investindo Futures Zulfirman Basir mengatakan, dari sisi fundamental, pasar cemas dengan efek penurunan harga minyak dunia belakangan ini. Sebab, hal tersebut dapat mengurangi minat terhadap CPO untuk bio-diesel. Di sisi lain, investor juga khawatir dengan melimpahnya supplai kedelai dunia, yang merupakan produk substitusi terhadap CPO untuk produk input makanan olahan.

Sentimen negatif lainnya datang dari laporan Intertek yang menunjukkan penurunan ekspor CPO Malaysia sebesar 22,9% menjadi 702.581 ton untuk periode 1 Januari-20 Januari 2015. Kondisi ini turut menggerogoti harapan akan membaiknya kinerja ekspor Malaysia, meski negeri jiran tersebut telah memberlakukan pajak eskpor nol persen untuk CPO.

“Berdasarkan data ekspor tersebut, ada kemungkinan data ekspor periode 1 Januari-30 Januari 2015 juga merosot,” duga Firman.

Saat ini, pelaku pasar masih dirundung ketidakpastian atas kondisi Zona Eropa. Sebab, seperti diketahui, Yunani menggelar pemilihan umum pada Minggu (25/1). Apabila hasil pemilu dimenangkan oleh partai oposisi, Syriza maka akan di respons negatif oleh pelaku pasar karena partai ini menolak adanya bailout. Kondisi ini dikhawatirkan akan mengganggu permintaan dari Zona Eropa yang merupakan konsumen terbesar ketiga CPO di dunia.

Namun di sisi lain, adapula faktor yang dapat menahan kejatuhan harga CPO lebih dalam. Firman bilang, buruknya musim hujan yang dialami Malaysia masih menimbulkan kekhawatiran akan terganggunya produksi CPO. Selain itu, data China yang dirilis pada Jumat (23/1) pagi juga menunjukan kenaikan aktivitas manufaktur. Untuk diketahui, Manufaktur PMI China bulan Januari yang di survey oleh HSBC menunjukkan angka 49,8. Angka ini sedikit lebih baik dibandingkan ekspektasi sebesar 49,5.

“Ini dapat memberikan harapan membaiknya kondisi perekonomian konsumen kedua terbesar CPO di dunia tersebut. Dan ini mungkin menjaga sentimen positif untuk CPO,” imbuh Firman.

Firman memprediksi, harga CPO sepekan terbentang di kisaran RM 2.170-RM 2.300 per metrik ton.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×