Reporter: Dupla Kartini, Bloomberg | Editor: Dupla Kartini
JAKARTA. Harga minyak sawit atau crude palm oil (CPO) tumbang karena spekulasi AS akan gagal mencapai kesepakatan terkait pemangkasan defisit anggaran. Spekulasi ini mencuatkan kekhawatiran bakal memburuknya perekonomian global, yang dapat mengurangi permintaan terhadap komoditas.
Kontrak CPO untuk pengiriman Februari di Malaysia Derivatives Exchange tergelincir 1% ke level RM 3.217 atau setara US$ 1.014 per metrik ton, sebelum diperdagangkan di RM 3.233 per metrik ton pada pukul 11.37 di Kuala Lumpur.
Salah satu anggota dari Partai Demokrat menyebut, hasil kongres mengenai pemangkasan defisit yang rencananya diumumkan hari ini, gagal mencapai kesepakatan tentang penghematan anggaran senilai US$ 1,2 triliun. Indeks acuan bursa regional MSCI Asia Pacific juga jatuh untuk hari yang kelima, dan hari ini tergerus 1% pada pukul 11.13 waktu Singapura.
Vice president of futures and options dari OSK Holdings Bhd. Ryan Long menyebut, pasar eksternal cukup lemah. "Tapi masih banyak kekhawatiran terkait hujan dan kemungkinan banjir, yang kemungkinan bisa mengurangi pelemahan harga," ujarnya di Kuala Lumpur, Senin (21/11).
Pada 14 November lalu, Departemen Meteorologi menyebutkan, Malaysia diperkirakan akan mengalami musim hujan parah dari pertengahan November sampai pertengahan Maret akibat La Nina. Feomena La Nina dapat menyebabkan cuaca kering di Amerika Latin dan Amerika Serikat bagian Selatan, dan bisa meningkatkan curah hujan di Malaysia dan Indonesia yang mengakibatkan banjir serta menghambat panen sawit.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News