Reporter: Anna Marie Happy | Editor: Rizki Caturini
JAKARTA. Koreksi harga crude palm oil (CPO) berlanjut. Penyebab minyak sawit tergelincir di hari keempat pelemahannya adalah spekulasi tentang peningkatan produksi CPO Malaysia selama beberapa bulan mendatang.
Nilai kontrak pengiriman CPO untuk Agustus 2012, di bursa berjangka Malaysia, Kamis (14/6) pukul 16.00 WIB adalah RM 2.862 per ton. Itu merupakan harga terendah CPO sepanjang tahun ini. Jika dihitung dari harga tertingginya di tahun ini, RM 3.560 per ton, harga CPO, kemarin, terpangkas hampir 20%.
Data terbaru Malaysian Palm Oil Board yang dirilis kemarin, produksi CPO di Malaysia selama Mei 2012 meningkat 8,7% dari bulan sebelumnya, menjadi 1,38 juta ton. Selama April 2012, produksi CPO Malaysia adalah 1,27 juta ton. Puncak produksi CPO lazimnya berlangsung selama Juli-Oktober.
Produksi CPO di Malaysia di bulan ini, diprediksi kembali meningkat 26% per bulan, menjadi 1,75 juta ton. "Peningkatan produksi ini mengancam harga CPO terkoreksi hingga RM 2.540 per ton, di akhir tahun," kata Ariana Nur Akbar, Analis Monex.
Namun, Ariana memprediksi, pada pertengahan Juli harga CPO bisa rebound. “Ketika harga CPO naik, harga komoditas substitusi yang lain juga akan ikut naik,” kata dia. Kekhawatiran terhadap penyelesaian krisis utang zona euro, menjelang pemilihan anggota parlemen di Yunani, akhir pekan ini, ikut menekan harga CPO.
“Pasar tampaknya menunggu hasil pemilihan umum di Yunani, untuk memastikan situasi di Eropa,” kata Direktur Komoditi Links Pte, Vijay Mehta, seperti dikutip Bloomberg. Malaysia yang merupakan produsen CPO terbesar kedua di dunia, mengekspor 420.592 ton selama 10 hari pertama di bulan ini. Volume itu turun 6,6 % dibanding ekspor untuk periode yang sama, Mei 2012.
Di Amerika Serikat (AS) dan Eropa, CPO merupakan bahan bakar alternatif. Pelambatan pertumbuhan ekonomi di AS dan krisis utang di Eropa mengancam penggunaan bahan bakar. Tak heran jika permintaan CPO ikut turun.
Namun, Analis Soe Gee Futures, Renji Betari menambahkan, koreksi harga CPO hanya bersifat sementara. "Penurunan harga CPO terseret melemahnya harga minyak, yang dipengaruhi pelemahan dollar AS," kata Renji.
Ia beralasan, selama dua tahun terakhir, kondisi sosial dan politik Eropa perlahan mulai stabil. Apabila situasi ekonomi di Eropa kembali pulih, perdagangan komoditas, termasuk CPO akan kembali normal. Renji optimistis, harga CPO akan kembali naik ke kisaran RM 3.100 hingga RM 3.150 per ton.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News