kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

CPO menunggu berkah dari India


Kamis, 18 Oktober 2012 / 07:19 WIB
ILUSTRASI. Cek kurs dollar rupiah di BRI jelang tengah hari ini, Kamis 12 Agustus 2021. KONTAN/Baihaki/13/8/2012


Reporter: Noor Muhammad Falih | Editor: Rizki Caturini

JAKARTA. Peruntungan minyak sawit mentah berada di tangan India. Crude palm oil (CPO) berpotensi bullish apabila permintaan dari India meningkat, menjelang festival agama Hindu. Perayaan ritual, akhir tahun ini, biasanya membutuhkan CPO dalam jumlah besar.

Analis Investa Saran Mandiri, Kiswoyo Adi Joe, memprediksi, India membutuhkan setidaknya 10 juta ton CPO untuk kebutuhan festival itu. Negara itu bisa membeli 8 juta stok CPO dari Indonesia dan 2 juta ton tambahan CPO dari Malaysia pada saat panen raya di akhir tahun.

Jika India benar memborong 2 juta ton CPO, Kiswoyo memprediksi, harga komoditas itu bisa menanjak. Tapi, bisa jadi prediksi itu meleset. Sebelumnya, India pun diprediksi akan memborong emas untuk festival tahunan di sana, namun ternyata pembelian emas dari India tidak sebanyak prediksi para analis. "Jadi tetap harus diwaspadai," kata dia.

Kontrak pengiriman CPO untuk Januari 2013, Rabu (17/10) senilai RM 2.472 per ton, atau melemah 0,24% daripada harga di hari sebelumnya. Jika dihitung dalam satu bulan, harga CPO telah terperosok 15,11%.

Analis Harvest International Futures, Ibrahim, menambahkan, penumpukan stok sawit mentah di Indonesia dan Malaysia merupakan penekan utama harga CPO.

Stok yang berada di gudang  kedua negara diestimasi sekitar 79% dari kapasitas gudang. "Gudang CPO di Indonesia dan Malaysia terus diisi setiap minggunya, padahal permintaan turun," kata Ibrahim.

Berpotensi naik

Kekhawatiran pemodal terhadap penyelesaian krisis di Eropa yang berlarut-larut, tetap menjadi faktor utama yang melemahkan harga komoditas. Kelesuan ekonomi di Eropa membuat China dan Jepang menahan impor CPO, dan berpaling ke opsi lain, seperti kedelai. "Padahal 80% penduduk China dan Jepang itu sebenarnya menggunakan minyak sawit untuk kebutuhan sehari-hari," ujar Ibrahim.

Menurut Kiswoyo, jika India jadi membeli CPO dalam jumlah besar hingga stok gudang di Indonesia dan Malaysia terpangkas, maka harga CPO berpotensi menguat hingga RM 2.720 per ton.

Saat ini para pemodal masih menunggu sejumlah agenda dan data ekonomi dunia. Di antaranya hasil pertemuan IMF, Komisi Uni Eropa dan Bank Sentral Eropa) dan PDB China di kuartal-III 2012.

Dalam sepekan ke depan, Kiswoyo melihat harga CPO masih akan sideways. Namun jika berhasil menyentuh angka RM 2.500 per ton, maka CPO akan berpotensi melanjutkan penguatan.

Hari ini, Kiswoyo memprediksi harga CPO akan bergerak di kisaran RM 2.450 hingga RM 2.470 per ton. Prediksi Ibrahim, hari ini, harga CPO bergerak dari RM 2.341 hingga RM 2.503 per ton. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×