kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.499.000   -40.000   -2,60%
  • USD/IDR 15.950   0,00   0,00%
  • IDX 7.246   -68,22   -0,93%
  • KOMPAS100 1.110   -11,46   -1,02%
  • LQ45 880   -11,76   -1,32%
  • ISSI 222   -0,92   -0,41%
  • IDX30 452   -6,77   -1,48%
  • IDXHIDIV20 545   -7,80   -1,41%
  • IDX80 127   -1,32   -1,03%
  • IDXV30 136   -1,06   -0,77%
  • IDXQ30 150   -2,29   -1,50%

Ciputra (CTRA): Kenaikan bunga acuan tak berdampak signifikan ke properti


Minggu, 18 November 2018 / 21:54 WIB
Ciputra (CTRA): Kenaikan bunga acuan tak berdampak signifikan ke properti
ILUSTRASI. Pameran properti grup Ciputra


Reporter: Rezha Hadyan | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kenaikan suku bunga acuan tentunya berdampak pada sejumlah sektor industri di Tanah Air. Tak terkecuali industri properti yang penjualannya bergantung pada kredit perbankan. Tingginya bunga kredit tentu akan menahan masyarakat untuk membeli properti.

Sebagai informasi, Rapat Dewan Gubernur BI beberapa waktu lalu memutuskan untuk menaikkan suku bunga acuan BI 7-day Reverse Repo Rate (BI7DRR) sebesar 25 basis poin (bps) menjadi 6%, suku bunga Deposit Facility sebesar 25 bps menjadi 5,25%, dan suku bunga Lending Facility sebesar 25 bps menjadi 6,75%.

Pengembang properti PT Ciputra Development Tbk (CTRA) menganggap kebijakan BI menaikkan suku bunga acuan secara psikologis kurang menguntungkan bagi industri properti. Namun, kenaikan tersebut tidak akan mengubah keadaan pasar secara signifikan.

Karena saat ini industri properti juga ikut tertekan oleh sentimen eksternal yang membuat nilai tukar rupiah kian melemah.

“Yang menjadi concern utama adalah kestabilan nilai tukar rupiah, jika stabil sebenarnya efek positif akan terasa,” ungkap Direktur Ciputra Development Harun Hajadi ketika dihubungi Kontan.co.id pada Minggu (18/11)

Ia menilai saat ini nilai tukar rupiah cenderung dan stabil. Kondisi tersebut tentunya tidak lepas dari upaya BI yang telah menaikkan suku bunga sebanyak enam kali atau total 175 bps pada tahun ini. Stabilnya tukar rupiah diharapkan dapat memperbaiki kondisi pasar properti yang lesu atau mengalami perlambatan.

Harun memberikan apresiasi terhadap upaya BI menaikkan suku bunga acuan untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah.

“Kenaikan suku bunga saat ini masih sangat wajar, karena BI menginginkan a head of the curve, sebelum the Fed (Bank Sentral Amerika) menaikkan suku bunga yang diperkirakan akan terjadi pada bulan Desember,” katanya.

Sejauh ini, Ciputra Development telah membukukan pendapatan Rp 4,69 triliun, atau meningkat 7,8% dari kuartal III 2017 yang sebesar Rp 4,35 triliun.

Laba bersih juga mengalami peningkatan walaupun cukup tipis dari Rp 566,24 miliar menjadi Rp 579,81 miliar atau sebesar 2,4%. Pendapatan Ciputra Development hingga kuartal III tersebut didominasi oleh hasil penjualan sebesar Rp 3,41 triliun atau 71,7%.

Ketika disinggung mengenai ekspansi, Harun mengatakan pihaknya tidak terpengaruh dengan sentimen negatif yang berpotensi muncul di tahun 2019 akibat perhelatan Pemilu. Ekspansi usaha akan tetap dilakukan tanpa menunggu berakhirnya pesta demokrasi tersebut.

“Mungkin pelaku usaha lainnya akan menunggu atau wait and see, kalau kita ya the show must go on, kalau nunggu ya diambil orang lain,” tegasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Kiat Cepat Baca Laporan Keuangan Untuk Penentuan Strategi dan Penetapan Target KPI Banking and Credit Analysis

[X]
×