Reporter: Rashif Usman | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. China Merchants International Port-Integrated Development Company Ltd (CMIPD) menggelar penawaran tender wajib (tender offer) saham PT Nusantara Pelabuhan Handal Tbk (PORT).
China Merchants menyiapkan anggaran Rp 593,84 miliar untuk melakukan penawaran tender wajib atas 725.976.358 saham PORT. Jumlah saham publik tersebut setara 25,80% dari saham yang tidak wajib dibeli oleh China Merchants.
Harga tender offer ditetapkan senilai Rp 818 per saham. Periode penawaran tender wajib berlangsung selama 30 hari, dimulai pada 3 September 2024 dan berakhir pada 2 Oktober 2024.
Head of Equity Research Kiwoom Sekuritas Indonesia, Sukarno Alatas mengatakan, kemungkinan besar China Merchants ingin memperluas jaringan bisnis pelabuhannya di Indonesia dan melihat potensi pertumbuhan yang menjanjikan di sektor pelabuhan dalam negeri.
Selain itu juga dengan mengakuisisi saham mayoritas di PORT, China Merchants dapat memiliki kendali yang lebih besar atas operasional pelabuhan dan memperkuat posisinya di pasar.
"Sektor pelabuhan di Indonesia masih memiliki potensi pertumbuhan yang besar seiring dengan peningkatan aktivitas perdagangan dan industri," ujar Sukarno kepada Kontan, Kamis (5/9).
Baca Juga: Anggarkan Rp 593,84 Miliar, China Merchants Tender Offer Saham PORT
Menurutnya, tender offer dari perusahaan besar seperti China Merchants biasanya akan memberikan sentimen positif terhadap saham PORT. Investor berharap harga saham PORT akan naik setelah tender offer berhasil.
"Tender offer ini berpotensi mendorong kenaikan harga saham PORT secara signifikan dalam jangka pendek dan itu sudah direspons kenaikan harga di pasar," ujarnya.
Sukarno merekomendasikan hold untuk saham PORT dengan target harga Rp 1.170.
Equity Analyst Kanaka Hita Solvera William Wibowo melihat pergerakan saham PORT ada di level support Rp 790 dan resistance Rp 1.200 dengan target harga hingga akhir tahun di level Rp 1.400.
"Kemungkinan besar saat ini sedang berada di fase uptrend jangka menengahnya," ujar William kepada Kontan, Kamis (5/9).
Sementara itu, Analis Investindo Nusantara Sekuritas Pandhu Dewanto mengamati, kemungkinan akuisisi ini bukan melihat kinerja atau fundamental, tapi menjadi wadah China Merchants untuk melakukan ekspansi di dalam negeri.
Hasil dari akuisisi ini belum tentu dalam jangka pendek akan langsung terlihat, tergantung perkembangan dari China Merchants.
"Seharusnya ini positif untuk PORT, tapi sejauh apa belum bisa diperhitungkan," jelasnya kepada Kontan, Kamis (5/9).
Sebelumnya, China Merchants Port Holding Company resmi telah menjadi Pemegang Saham Pengendali (PSP) dari PORT sejak 28 Juni 2024.
Investor asal Tiongkok itu membeli 1.435.110.412 lembar atau 51% porsi saham pada emiten operator infrastruktur pelabuhan dari PSP lama, PT Episenta Utama Investasi. Nilai transaksi tersebut senilai Rp 660 per saham atau total nilai pembayaran sebesar Rp 947,17 miliar.
Dalam pengumuman di Bursa Efek Indonesia, Selasa (20/8), sebagai Pengendali baru, China Merchants melakukan perubahan terhadap susunan direksi dan komisaris PORT dengan menempatkan beberapa orang dari pihak mereka sendiri untuk menentukan dan mengatur kebijakan-kebijakan yang akan diambil dalam menjalankan bisnis ke depannya.
Chief Financial Officer PORT, Lina mengatakan dengan adanya pengendali baru yang berpengalaman dalam bisnis pelabuhan dengan skala yang lebih besar, ke depannya diharapkan perusahaan dapat berpartisipasi dalam proyek-proyek baru dan ekspansi ke bisnis yang berkaitan dengan pelabuhan.
"Sampai saat ini tidak ada dampak yang signifikan atas perubahan Direksi dan Komisaris yang mempengaruhi kinerja perseroan," kata Lina.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News