CLOSE [X]
kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.527.000   14.000   0,93%
  • USD/IDR 15.675   65,00   0,41%
  • IDX 7.287   43,33   0,60%
  • KOMPAS100 1.121   3,73   0,33%
  • LQ45 884   -2,86   -0,32%
  • ISSI 222   1,85   0,84%
  • IDX30 455   -2,30   -0,50%
  • IDXHIDIV20 549   -4,66   -0,84%
  • IDX80 128   0,06   0,05%
  • IDXV30 138   -1,30   -0,94%
  • IDXQ30 152   -0,90   -0,59%

Cetak rekor, dana asing makin dominasi SUN


Jumat, 25 Juli 2014 / 16:12 WIB
Cetak rekor, dana asing makin dominasi SUN
ILUSTRASI. Promo Hokben di HUT BCA 66 Tahun hadirkan 2 menu Simple Set Teriyaki dan 2 ocha dengan harga spesial


Reporter: Noor Muhammad Falih | Editor: Johana K.

JAKARTA. Dana asing di Surat Utang Negara (SUN) makin membesar. Bahkan jumlahnya mencapai rekor tertinggi sepanjang masa pasca pengumuman hasil pilpres.

Mengutip data dari situs resmi Direktorat Jenderal Pengelolaan Utan (DJPU) yang dirilis akhir pekan ini, per 23 Juli 2014, atau satu hari pasca pengumuman hasil pilpres oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU), total dana asing di SUN mencapai Rp 408,88 triliun. Sejak akhir tahun 2013, nominal ini telah tumbuh 26,26%.

Nilai ini setara dengan 35,94% dari seluruh nominal SUN yang dapat diperdagangkan. Porsi ini merupakan porsi kelompok investor tertinggi, juga makin memperlebar jarak dengan ke dua terbesar yakni pihak perbankan yang sebesar 27,15%.

Direktur SUN DJPU, Loto Srinaita Ginting mengkonfirmasi bahwa nominal Rp 408,88 triliun tersebut merupakan yang tertinggi sepanjang sejarah. “Iya yang tertinggi. Nampaknya akan terus membuat rekor baru lagi,” ujar Loto.

Analis obligasi Millenium Danatama Indonesia, Desmon Silitonga mengatakan minat asing yang tinggi pada pasar SUN domestik antara lain disebabkan dua faktor utama. Pertama, pasar SUN domestik sempat terkoreksi pada 2013. Memasuki 2014, asing mulai masuk secara kumulatif dan makin tinggi hingga sekarang.

Kedua, yield yang ditawarkan oleh surat utang domestik masih relatif lebih tinggi dibanding emerging market lainnya seperti Malaysia dan Korea Selatan. “Sedangkan, kenaikan dana asing akibat isu pilpres hanya bersifat sementara,” tambah Desmon.

Ia memprediksi dana asing bisa mencapai Rp 420 triliun dengan porsi mencapai antara 38% hingga 39% pada akhir tahun 2014. Asalkan, laju inflasi terjaga serta pergerakan nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika Serikat (AS)  makin menguat. Jika rupiah makin melemah, Desmon mengutarakan asing bisa menarik kembali dananya dikarenakan merugi dalam aspek nilai tukar rupiah ke dollar AS.

“Yang juga tak kalah penting yakni isu tappering off,” tambahnya. Hanya saja, lanjut Desmon, tingkat kedalaman penarikan dana asing akibat isu ini tidak akan terlalu dalam. Ia memperkirakan jika serendah-rendahnya, dana asing di pasar SUN domestik hanya akan turun menjadi Rp 390 triliun.

Global Markets-Financial Analyst Manager Bank Internasional Indonesia, Anup Kumar juga optimistis dana asing akan terus masuk ke pasar SUN domestik. Sejumlah ekspektasi data inflasi dan neraca perdagangan cukup membuat asing kian tertarik menambah porsinya.

“Ekspektasi inflasi bulan Juli year on year bisa 4,6%, turun dari bulan sebelumnya 6,7%. Ini karena bulan Juli diharapkan dampak kenaikan harga BBM bersubsidi tahun lalu sudah hilang,” ujar Kumar. Selain itu neraca perdagangan bulan Juni diperkirakan defisit US$ 340 juta. Defisiti ini, lanjut Kumar bisa dimaklumi investor lantaran kenaikan impor minyak dan gas untuk memenuhi kebutuhan jelang bulan puasa dan hari raya Idul Fitri.

“Sedangkan dalam jangka yang lebih panjang, investor sedang menunggu susunan kabinet presiden terpilih dan rencana R-APBN 2015,” tambah Kumar. Ia mengatakan secara umum fakta dan data-data di atas berpotensi membuat asing menambah porsinya meski terbatas.

Kumar memprediksi nominal dana asing di SBN pada akhir 2014 bisa menjadi Rp 412 triliun hingga Rp 417 triliun. “Pemerintah masih harus menerbitkan surat utang Rp 135,6 triliun lagi sepanjang 2014 ini. Saya rasa tambahan dana asing masih bisa masuk Rp 4 triliun hingga Rp 8 triliun dari rencana pemerintah tersebut,” ujarnya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×