Reporter: Pulina Nityakanti | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mendaki 0,33% atau 22,93 poin ke level 6.905,64 pada Rabu (26/6).
Kenaikan IHSG ditopang penguatan enam sektor dari total 11 sektor di BEI. Sektor yang naik paling tinggi adalah barang baku 1,14%, sektor energi 0,51%, sektor infrastruktur 0,42%, sektor kesehatan 0,42%, sektor barang konsumen primer 0,41% dan sektor barang konsumen non primer 0,19%.
Sedangkan, sektor yang melemah adalah sektor transportasi turun 1,45%, sektor teknologi 0,47%, sektor perindustrian 0,23%, sektor keuangan 0,20%, sektor properti dan real estate 0,06%.
Analis MNC Sekuritas Herditya Wicaksana mengatakan, pergerakan IHSG masih minim sentimen. IHSG didorong penguatan kinerja sektor basic materials dan sektor energi.
“Penguatan IHSG saat ini diperkirakan sejalan dengan pergerakan bursa Asia yang mayoritas menguat, meskipun nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) kembali melemah,” ujarnya kepada Kontan, Rabu (26/6).
Baca Juga: IHSG Koreksi, Deretan Saham Big cap Ini Juga Turun di 2024
Herditya memperkirakan, IHSG rawan bergerak terkoreksi pada perdagangan Kamis (27/6) dengan rentang berada di level support 6.843 dan resistance 6.944.
“Sentimennya diperkirakan akan dipengaruhi oleh pergerakan nilai tukar Rupiah dan investor akan mencermati rilis data GDP dan personal consumption expenditure (PCE) AS,” tuturnya.
Untuk saham, kata Herditya, investor dapat mencermati MIDI dengan target harga Rp 416 - Rp 430 per saham, ULTJ Rp 1.885 - Rp 1.930 per saham, dan AVIA Rp 530 - Rp 550 per saham.
Equity Research Analyst Alrich Paskalis Tambolang melihat, pergerakan IHSG sempat uji MA50 di kisaran 6.940, sebelum di tutup di level 6.905,64.
“IHSG kembali membentuk pola upper shadow panjang dari pergerakan tersebut. Stochastic RSI yang berada di overbought area mengindikasikan kondisi rawan profit taking atau konsolidatif pada IHSG untuk beberapa waktu ke depan,” ujarnya kepada Kontan, Rabu (26/6).
Alrich memproyeksikan IHSG akan bergerak di level support 6.830 dan resistance 6.960, dengan pivot 6.900 pada Kamis (27/6).
Menurutnya, ada beberapa sentimen yang akan mempengaruhi kinerja IHSG. Pasar mengantisipasi dua data penting dari AS, yaitu hasil stress test sektor perbankan dan realisasi pertumbuhan ekonomi kuartal I 2024.
“Ekonomi AS diperkirakan tumbuh lebih lambat di kuartal I 2024 dibanding kuartal I 2023. Hasil stress test kemungkinan akan berpengaruh besar terhadap pandangan pasar atas arah kebijakan moneter The Fed,” tuturnya.
Baca Juga: IHSG Naik 0,33% ke Level 6.905, Rabu (26/6), AMMN, INKP dan ARTO Top Gainers di LQ45
Jika data ekonomi besok dirasa kurang, pasar akan kembali menunggu rilis data di hari Jumat (28/6) . Di hari itu, ada sejumlah rilis data ekonomi penting yang patut diperhatikan, terutama dari AS, Jerman, dan Inggris.
“Kondisi ini yang memperbesar keyakinan bahwa pasar di Indonesia mungkin bersikap wait and see di sisa pekan ini,” ujarnya.
Alrich melihat, investor bisa melirik saham BFIN, HRUM, ARTO, ICBP, dan INDY pada perdagangan Kamis (27/6).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News