kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

CDS Indonesia akan bergerak di rentang 90-100 dalam jangka pendek


Selasa, 13 Agustus 2019 / 22:40 WIB
CDS Indonesia akan bergerak di rentang 90-100 dalam jangka pendek
ILUSTRASI. CDS credit default swap risiko berinvestasi di Indonesia meningkat turun


Reporter: Intan Nirmala Sari | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Banyaknya sentimen negatif baik dari domestik maupun global, sukses membuat indikator tingkat persepsi risiko investasi atau credit default swap (CDS) naik dalam waktu singkat. Senin (12/8), CDS Indonesia untuk tenor 5 tahun tercatat berada di level 95,26, padahal sepekan lalu masih bertengger di level 93.

Tapi, rata-rata CDS sejak awal tahun masih berada di 103,1. Semakin tinggi CDS, maka semakin tinggi persepsi risiko berinvestasi di Indonesia.

Analis PT Capital Asset Management Desmon Silitonga mengatakan, naiknya level CDS lebih didominasi sentimen eksternal. Kabar terhangat datang dari Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump yang pekan lalu menyatakan belum siap untuk melakukan negosiasi dagang dengan China pada pertemuan September 2019.

"Hal itu tentunya membuat ketidakpastian negosiasi dagang kembali berlanjut," jelas Desmon kepada Kontan.co.id, Selasa (13/8).

Baca Juga: Persepsi risiko investasi Indonesia naik dalam jangka pendek

Selain itu, Trump juga mengancam bakal menaikkan tarif impor barang dari Negeri Tirai Bambu, yang tentunya bisa berdampak bagi negara lain, khususnya negara berkembang atau emerging market, termasuk Indonesia. Alhasil, nilai tukar rupiah melemah, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tertekan, dan yield obligasi naik.

Kondisi tersebut menurut Desmon, jelas menunjukkan adanya ketakutan di pasar keuangan global. Disusul dengan kenaikan harga emas, yang mengindikasikan investor mulai beralih ke aset-aset rendah risiko.

Sehingga, ke depan prospek gerak CDS sangat bergantung pada berbagai sentimen tersebut. Meskipun begitu, Desmon mengungkapkan secara keseluruhan CDS cenderung turun seiring dengan nilai tukar rupiah yang mulai turun dan CDS cenderung berada di level bawah 100.

Dengan begitu, dia menilai prospek Indonesia sebagai negara tujuan investasi masih cukup menarik. Ini tercermin dari peringkat utang yang masih menarik, pertumbuhan ekonomi di atas 5% dan pengelolaan fiskal yang baik dan aman, meskipun ketergantungan terhadap dana asing diakui masih cukup tinggi.

Baca Juga: BI optimistis dana asing tetap mengalir ke pasar domestik dalam jangka panjang

"Sumber kerentanan kita ada di Surat Berharga Negara (SBN), saat kondisi eksternal kurang baik maka dana asing akan keluar," katanya.

Selain itu, kinerja perdagangan Tanah Air juga belum cukup baik, terbukti dengan defisit neraca transaksi berjalan yang melebar kuartal kedua. Sehingga masih banyak pekerjaan rumah yang perlu dilakukan untuk membawa level CDS terus turun.

Desmon memprediksi, peluang CDS untuk naik ke level psikologis 100 masih memungkinkan terjadi. Khususnya ketika kondisi eksternal semakin memburuk, terkait perkembangan perang dagang antara AS dan China.

Baca Juga: BI lanjutkan kebijakan moneter akomodatif untuk topang pertumbuhan ekonomi

"Apakah level 100 akan tersentuh? Tergantung dari langkah bank sentral dan kondisi nilai tukar rupiah," jelasnya.

Namun, Desmon optimistis di kuartal III-2019 pergerakan CDS akan lebih baik. Neraca perdagangan khususnya ekspor dan impor dikelola dengan baik, sehingga CAD bisa terjaga. Dia memperkirakan, untuk jangka pendek, pergerakan CDS diprediksi berada di rentang 90-100.

"Kalau tidak ada sentimen buruk CDS bisa ke level 81 dan harusnya bisa membaik. Tapi kalau perang dagang kembali panas dan rupiah tertekan dalam, level 100 memungkinkan untuk tersentuh lagi," tandasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×