kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.499.000   -40.000   -2,60%
  • USD/IDR 15.935   -60,00   -0,38%
  • IDX 7.246   -68,22   -0,93%
  • KOMPAS100 1.110   -11,46   -1,02%
  • LQ45 880   -11,76   -1,32%
  • ISSI 222   -0,92   -0,41%
  • IDX30 452   -6,77   -1,48%
  • IDXHIDIV20 545   -7,80   -1,41%
  • IDX80 127   -1,32   -1,03%
  • IDXV30 136   -1,06   -0,77%
  • IDXQ30 150   -2,29   -1,50%

Catatkan kinerja cemerlang, simak rekomendasi saham Chandra Asri Petrochemical (TPIA)


Kamis, 04 Maret 2021 / 07:40 WIB
Catatkan kinerja cemerlang, simak rekomendasi saham Chandra Asri Petrochemical (TPIA)


Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (TPIA) berhasil menorehkan kinerja cemerlang sepanjang 2020. Emiten produsen petrokimia ini melaporkan laba bersih tahun berjalan yang diatribusikan ke entitas induk capai US$ 51,35 juta.

Realiasai ini melejit 124,4% dibandingkan realisasi laba bersih pada tahun 2019 yang hanya US$ 22,88 juta.

Walau laba bersih melesar, pendapatan bersih TPIA terpantau turun tipis tahun lalu. TPIA membukukan pendapatan bersih senilai US$ 1,80 miliar, melemah 3,9% dari pendapatan tahun 2019 yang sebesar US$ 1,88 miliar.

Direktur Chandra Asri Petrochemical Suryandi, mengatakan, kinerja yang solid ini didukung oleh perbaikan kinerja pada paruh kedua tahun 2020. Dia menyebut, sepanjang kuartal IV-2020, TPIA membukukan EBITDA sebesar US$ 121 juta. Hasilnya, EBITDA tahun 2020 capai US$ 187 juta.

Pemulihan permintaan bahan kimia pun meningkat, seiring dengan ekonomi yang perlahan-lahan membaik dari lockdown pada paruh kedua tahun ini. Spread polyethylene dan polypropylene terhadap naphtha menguat ke level lebih dari US$600 per ton, dengan rebound konsumsi yang kuat di wilayah China dan Asia Timur Laut.

“Tren pada kuartal keempat 2020 ini berlanjut hingga 2021, dan kami berhati-hati (pruden) namun optimis akan ketahanan berkelanjutan dan pertumbuhan pada permintaan,” terang Suryandi, Rabu (3/3).

Di sisi lain, TPIA dinilai menghadapi tantangan berupa tren kenaikan harga minyak mentah dunia, yang menjadi bahan baku petrokimia. 

Analis Senior CSA Research Institute Reza Priyambada menilai, kenaikan harga minyak mentah, kemungkinan sudah menjadi perhatian TPIA sehingga akan ditentukan batas margin keuntungan yang dapat ditolerir.

“Jika (margin) tertekan, tentunya akan tertekan oleh kenaikan bahan bakunya. Maka dari itu, kemungkinan mereka akan mencoba untuk mengurangi beban lainnya agar lebih hemat dan kinerjanya tidak tertekan lebih dalam,” jelas dia, Rabu (3/3).

Di sisi lain, untuk mendukung kinerjanya TPIA juga telah mendapatkan fasilitas perdagangan terstruktur senilai US$ 60 juta atau setara Rp 845,1 miliar dari Bank DBS. Fasilitas ini diberikan untuk mendukung upaya TPIA dalam meningkatkan pertumbuhan ekspor produk petrokimia dari Indonesia.  

Ini artinya, memperkuat kerjasama dengan sejumlah pihak yang menjadi customer  akan terus diupayakan TPIA.

Selain itu, prospek permintaan petrokimia dari sektor kesehatan (seperti pembuatan masker bedah dan APD) juga mengalami peningkatan selama pandemi.

Reza pun merekomendasikan saham TPIA dengan target harga Rp 11.240. Pada perdagangan Rabu (3/3), saham TPIA ditutup stagnan di level Rp 9.775 per saham.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Kiat Cepat Baca Laporan Keuangan Untuk Penentuan Strategi dan Penetapan Target KPI Banking and Credit Analysis

[X]
×