Reporter: Yusuf Imam Santoso | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Mengawali perdagangan pekan ini rupiah tak kuasa melemah terhadap dollar Amerika Serikat (AS). Dollar AS mempertahankan penguatan setelah data non-farm payroll memberikan pencapaian yang positif akhir pekan lalu.
Berdasarkan data Bloomberg pada Senin (8/4) rupiah ditutup melemah 0,24% ke level Rp 14.167 per dollar AS. Sementara dalam kurs tengah Bank Indonesia (BI) mata uang Garuda menguat tipis 0,09% di level Rp 14.145 per dollar AS.
Non-farm payroll AS periode Maret 2019 naik ke level 196.000. Angka ini melebihi ekspetasi pasar pada 180.000. Angka ini juga jauh lebih tinggi daripada bulan sebelumnya yang hanya 33.000.
Direktur Utama PT Garuda Berjangka, Ibrahim mengatakan rencana perundingan lanjutan AS dan China pekan depan turut mengerek nilai tukar dollar AS.
Sempat menguat, sore ini indeks dollar melemah. Indeks dollar berada di 97,24, melemah 0,15% dari posisi akhir pekan lalu. Tapi, indeks yang mencerminkan nilai tukar dollar AS terhadap mata uang utama dunia ini masih bertahan di atas level 97.
Perdana Menteri (PM) Inggris, Theresa May telah meminta Brussels untuk menunda keluar sampai 30 Juni. Tapi Perancis dan Belanda menyatakan keraguan tentang rencana untuk menunda Brexit lebih lanjut.
Uni Eropa pun harus memutuskan pada pertemuan mendatang Rabu (10/4) apakah mereka bersedia memundurkan kembali tenggat waktu keberangkatan Inggris melampaui jadwal sebelumnya. "Pasar mengharapkan UE akan menawarkan semacam perpanjangan, paling tidak untuk menghindari memicu Brexit tanpa kesepakatan 'yang akan sangat mengganggu ekonomi Irlandia," kata Ibrahim kepada Kontan.co.id, Senin (8/4).
Pelemahan rupiah masih bisa tertolong akibat cadangan devisa Indonesia tercatat mencapai US$ 124,54 miliar pada akhir Maret 2019. Angka tersebut meningkat US$ 1,27 miliar dibandingkan dengan US$ 123,27 miliar pada akhir Februari 2019.
Ibrahim meramal rupiah besok akan kembali melemah di level Rp 14.115-Rp 14.200 per dollar AS.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News