Reporter: Yusuf Imam Santoso | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Nilai tukar rupiah menguat, Selasa (9/4). Cadangan devisa yang membesar ikut andil menguatkan kurs rupiah.
Selain itu, Direktur Utama PT Garuda Berjangka Ibrahim mengatakan, penguatan rupiah ditopang situasi yang memanas dalam hubungan perdagangan antara Amerika Serikat (AS) dan Eropa sehingga investor beralih ke aset berisiko.
Mengutip Bloomberg, Selasa (9/4), rupiah ditutup menguat 0,24% ke level Rp 14.133 per dollar AS. Sementara di kurs tengah Bank Indonesia (BI) mata uang Garuda melemah tipis 0,03% ke level Rp 14.150 per dollar AS.
Sinyal perang dagang Uni Eropa-AS tersebut muncul setelah pemerintah AS bersiap mengenakan tarif baru terhadap Uni Eropa. Berita ini muncul AS penyeesaian perang dagang antara AS dan China akhir April akan ditandatangani. Setelah China, AS akan menekan mitra dagang utama yang lain yakni Eropa.
“Ini menghadirkan ancaman baru bagi ekonomi dunia yang sedang melambat,” kata Ibrahim kepada Kontan.co.id, Selasa (9/4).
Di sisi lain sentimen internal juga menopang pergerakan rupiah. Cadangan devisa Indonesia tercatat US$ 124,54 miliar pada akhir Maret 2019. Angka tersebut meningkat US$ 1,27 miliar dibandingkan sebesar US$ 123,27 miliar pada akhir Februari 2019.
Kenaikan cadangan devisa juga dipengaruhi penyerapan pada lelang Sertifikat Bank Indonesia (SBI) valuta asing (valas) oleh BI pada bulan Maret 2019 sebesar U$ 597,3 juta. Selain itu, peningkatan cadangan devisa juga dipengaruhi oleh berkurangnya intervensi BI di pasar valas.
Ibrahim meramalkan pada perdagangan besok (10/4) rupiah masih bisa menguat dengan rentang pergerakan antara Rp 14.115-Rp 14.180 per dollar AS.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News