Reporter: Anna Suci Perwitasari | Editor: Dupla Kartini
JAKARTA. PT Bayan Resources Tbk (BYAN) memperkirakan, pengangkutan batubara yang melewati jembatan Kutai Kartanegara (Tenggarong) di Kalimantan Timur, akan terganggu pasca ambruknya jembatan tersebut pada Sabtu 26/11).
Terlebih, jika himbauan tidak diperkenankannya kapal-kapal yang melewati daerah itu diterapkan dalam jangka waktu yang cukup lama.
"Tapi kita belum tahu nanti dampaknya seberapa besar bagi perseroan, karena sampai saat ini belum jelas kapal-kapal tidak boleh lewat sana sampai waktu berapa lama," kata Direktur Bayan Resources Jenny Quantero, saat dihubungi, Selasa (29/11).
Lebih lanjut, Jenny berharap agar pemerintah segera memberikan kejelasan terkait masalah tersebut. "Supaya kami bisa menghitung dampaknya seberapa besar, tindakan apa yang harus diambil sesegera mungkin, dan bagaimana solusinya," ujarnya.
Namun, dia mengungkapkan, untuk pengiriman batubara di November ini belum terganggu. Tapi, menurut Jenny, setelah kejadian tersebut, bukan mustahil jika ada keterlambatan pengiriman. Hanya saja, hingga saat ini BYAN belum menetapkan kebijakan penjadwalan ulang pengiriman batubara. Pasalnya, pihaknya masih akan menunggu dalam beberapa waktu kedepan terkait kejelasan himbauan melintasi jembatan itu.
"Sementara ini yang terganggu adalah barging dari lokasi tambang ke pelabuhan. Barging yang lewat Sungai Mahakam antara 20.000 hingga 25.000 metrik ton per hari. Tapi kalau terkait pembelinya kami nggak bisa beberkan," pungkas Jenny.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News