kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,33   4,58   0.51%
  • EMAS1.313.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

BWPT usulkan porsi dividen 15% laba


Sabtu, 05 Mei 2012 / 17:44 WIB
BWPT usulkan porsi dividen 15% laba
ILUSTRASI. Salah satu manfaat bawang putih adalah digunakan sebagai obat sakit jantung.


Reporter: Veri Nurhansyah |

JAKARTA. PT BW Plantation Tbk (BWPT) kembali mengerem jumlah pembayaran dividen. Pengelola perkebunan sawit itu, mengusulkan, hanya 15% dari laba bersih tahun lalu, yang senilai Rp 320,39 miliar, dibagi ke para pemegang saham.

Jika usulan tersebut disepakati pemegang saham, nilai pembagian dividen untuk tahun buku 2011 hanya Rp 11,9 per saham, atau total Rp 48,06 miliar. "Itu perkiraan kami. Semuanya tergantung Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS)," kata Abdul Halim Ashari, Presiden Direktur BWPT, di Jakarta.

Porsi dividen yang diusulkan sama dengan rasio pembayaran dividen untuk tahun buku 2010. Pada November 2011, BWPT membayar dividen tahun buku 2010 senilai Rp 9 per saham, dengan nilai total Rp 36,33 miliar. Jumlah itu pun mencerminkan rasio pembayaran dividen 15% dari laba bersih 2010, yang sebesar Rp 243,59 miliar.

Porsi dividen itu terbilang minim jika melihat kinerja keuangan BWPT tahun lalu. Dari sisi pendapatan usaha misalnya, BWPT meraup kenaikan pendapatan 24,73% year-on-year (yoy) menjadi Rp 888,3 miliar.

Peningkatan pendapatan berimbas ke perolehan laba bersih BWPT yang tumbuh 31,53% yoy menjadi Rp 243,59 miliar. Laba bersih per saham juga ikut tumbuh dari Rp 60,34 menjadi Rp 79,35.

BWPT beralasan rencana pembayaran dividen yang tidak terlalu besar didasarkan pada proyek pengembangan usaha yang akan dilakukan BWPT. "Kami butuh dana untuk pengembangan usaha. Jadi porsi dividen, inginnya, 15% saja," kata Abdul.

BWPT membutuhkan belanja modal Rp 1,14 triliun di tahun ini. Dana itu dialokasi untuk beberapa proyek. Pertama, BWPT akan menggunakan Rp 265 miliar untuk menambah perbendaharaan lahan (landbank).

Beberapa waktu lalu, BWPT sudah menggunakan Rp 175 miliar untuk mengakuisisi kepemilikan 99,99% saham
PT Prima Cipta Selaras (PCS). Perusahaan tersebut memiliki izin lokasi lahan seluas 11.203 hektare (ha) yang berlokasi di kawasan Senyiur dan Kelinjau, Kutai Timur dan Kalimantan Timur (Kaltim).

BWPT berniat menggunakan sisa dana penambahan landbank untuk mengakuisisi 40.000-50.000 ha lahan baru. Lahan baru yang diincar BWPT kemungkinan besar berada di wilayah Kalimantan terutama Kalimantan Timur (Kaltim). Pasalnya, lahan perkebunan yang sudah dimiliki BWPT seluruhnya berada di wilayah tersebut.

Kedua, BWPT akan membangun dua pabrik kelapa sawit (PKS) baru yang berada di wilayah Kalimantan Timur (Kaltim). Satu unit PKS butuh investasi Rp 125 miliar.

Nantinya, setiap PKS akan mampu memproduksi minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO) sebanyak 45 ton per jam dan dapat ditingkatkan menjadi Rp 90 ton per jam.

Berbagai ekspansi itu ditargetkan bisa mengerek produksi CPO sekitar 15%-20% dari realisasi di tahun 2011, yaitu 106.735 ton. Seluruh produksi CPO BWPT biasanya dipasarkan untuk pasar domestik. Sayangnya, manajemen BWPT enggan membeberkan target pendapatan dan laba bersih di tahun ini.

Hingga Maret 2012, BWPT sudah memperoleh laba bersih senilai Rp 82,26 miliar, tumbuh 52,03% dari periode sama 2011, yaitu Rp 54,11 miliar. Hal itu ditopang kenaikan pendapatan usaha 55,12% dari Rp 172,54 miliar menjadi
Rp 267,65 miliar.

Pada penutupan perdagangan Jumat (4/5), harga BWPT melemah 4,58% menjadi
Rp 1.460 per saham.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×