Reporter: Dian Sari Pertiwi, Intan Nirmala Sari | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali bertengger level psikologis 6.000. Kemarin (30/7), indeks saham naik 0,65% menjadi 6.027,93 di tengah koreksi mayoritas bursa Asia.
Analis sepakat, bahan bakar utama penguatan IHSG berasal dari laporan keuangan emiten kuartal II-2018. Hasilnya, kinerja mayoritas emiten sejalan dengan ekspektasi pasar, dan lebih baik dari laporan kinerja tahun lalu.
Kepala Riset MNC Sekuritas Edwin Sebayang menambahkan, otot rupiah yang lebih bertenaga turut menyokong gairah pasar. Dana asing juga kembali deras masuk ke bursa saham dalam negeri.
Kemarin, pemodal asing mencatatkan beli bersih (net buy) Rp 234,83 miliar. Sepekan terakhir,net buy asing mencapai Rp 1,6 triliun.
Dus, bayang-bayang kenaikan bunga acuan The Fed dan efek perang dagang Amerika vs China untuk sejenak terbenam berbagai sentimen positif. "Faktor itu memberi kepercayaan. IHSG bisa menguat dalam dua sampai tiga hari ke depan," kata Edwin kepada KONTAN, kemarin.
Vice President Artha Sekuritas Frederik Rasali menambahkan, data pertumbuhan penyaluran kredit semester pertama yang di atas 10% semakin memberi tenaga bagi indeks. Data ini mengindikasikan ekonomi domestik pulih.
Namun, masa bulan madu di bursa diprediksikan tak bertahan lama. IHSG berpotensi terkoreksi sepanjang periode Agustus-Oktober karena aksi ambil untung.
Pada periode itu pula IHSG dibayangi lagi potensi kenaikan Fed Fund Rate (FFR) sebanyak dua kali lagi. "IHSG berpotensi turun karena sepi sentimen," ujar Edwin.
Kepala Riset Koneksi Kapital Alfred Nainggolan melihat, saat ini rupiah sudah mencapai level psikologis baru di 14.000. Jika kenaikan FFR terlambat direspons Bank Indonesia, rupiah akan melemah dan berimbas pada IHSG.
Pasar juga akan melihat data pertumbuhan ekonomi domestik dan defisit neraca transaksi berjalan atau current account deficit (CAD). Jika tak sesuai ekspektasi, sentimen ini menekan IHSG.
Hans Kwee, Direktur Investa Saran Mandiri menilai, hasil laporan keuangan kuartal II cukup kuat menyokong IHSG hingga akhir. Ditambah upaya-upaya penguatan rupiah. Alhasil, "Setelah terkoreksi di akhir Agustus dan awal September, selanjutnya bisa melanjutkan kenaikan," katanya.
Analis Binaartha Parama Sekuritas Muhammad Nafan Aji bilang, konsumsi masyarakat karena Asian Games dan pertemuan IMF bisa menyokong IHSG. "Meski ada kekhawatiran capital outflow, fundamental domestik masih cukup baik," kata Nafan.
Nah, mayoritas analis menyebut, IHSG tetap bisa ditutup di atas 6.000 pada akhir tahun ini. Proyeksi Frederik, posisi IHSG akhir tahun di 6.500. Alfred melihat potensi IHSG di 6.700 dengan asumsi ekonomi tumbuh 5,2%–5,3%. Prediksi Edwin, IHSG berakhir di posisi 6.211.
Di tengah potensi penguatan, Nafan menyarankan saham keuangan, konsumer, tambang dan konstruksi. Frederik merekomendasikan INCO dan ANTM.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News