Sumber: Reuters | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - TOKYO. Bursa saham Jepang merosot pada perdagangan Jumat (26/2), mencatat penurunan harian terbesar hampir setahun. Menyusul kenaikan imbal hasil obligasi global membuat takut investor yang sudah tidak nyaman tentang penilaian pasar.
Indeks Nikkei berakhir turun 3,99% pada 28.966,01, mencapai level terendah dalam hampir tiga pekan. Indeks Topix turun 3,21% menjadi 1.864,49. Kedua indeks membukukan penurunan satu hari terbesar sejak April tahun lalu.
Semua dari 33 subindex industri Bursa Efek Tokyo berada di posisi merah, dengan pembuat mesin elektronik, perusahaan farmasi dan real estate turun lebih dari 3%.
Saham terkait semikonduktor, salah satu pemimpin utama reli pasar ke level tertinggi 30 tahun, menyerah akibat aksi jual besar-besaran, setelah saham chip AS turun 5,8%.
Saham Sumco turun 5,59% dan Lasertec merosot 5,33%. Saham Advantest turun 7,51% dan saham Screen Holding kehilangan 6,53%.
Baca Juga: Net buy asing capai Rp 57 miliar, IHSG anjlok 1,33% ke 6.205 pada sesi I hari ini
Tindakan pencegahan tentang kenaikan inflasi dan lelang obligasi AS yang lemah meningkatkan imbal hasil obligasi global, mengurangi selera investor terhadap aset berisiko.
Analis menunjuk kenaikan tajam pasar sebagai kontribusi terhadap penurunan saat ini juga. "Singkatnya, saya pikir pasar saham telah naik terlalu banyak," kata Soichiro Monji, kepala analis di Nishimura Securities.
Meningkatnya imbal hasil obligasi juga memukul aset yang dianggap sebagai alternatif obligasi dengan imbal hasil rendah. Indeks kepercayaan investasi real estat (REIT) TSE turun 2,84%
Pelaku pasar sekarang menunggu apakah Bank of Japan, yang telah menahan diri dari membeli dana yang diperdagangkan di bursa (ETF) sejauh bulan ini, akan membelinya di kemudian hari.
Bank sentral dalam pertemuan kebijakan berikutnya diharapkan memberi sinyal akan membuat pembelian ETF lebih fleksibel
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News