kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Bursa saham global perkasa di pekan lalu, berikut sentimen pendorong untuk pekan ini


Selasa, 02 Juni 2020 / 06:15 WIB
Bursa saham global perkasa di pekan lalu, berikut sentimen pendorong untuk pekan ini


Reporter: Ika Puspitasari | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Dalam sepekan terakhir, sejumlah bursa global mengalami penguatan. Misalnya saja, di bursa saham Wall Street, indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) naik 3,51% dalam sepakan ke level 25.383,11, Setali tiga uang, indeks S&P 500 juga mengat 3,01% ke posisi 3.044,31 dalam pekan yang berakhir 29 Mei tersebut.

Indeks Komposit Nasdaq juga terlihat 1,77% menjadi 9.489,87 dalam seminggu. Selain itu, bursa saham Jepang pun berhasil melaju di zona hijau. Indeks Nikkei225 melesat 8,21% dalam sepekan ke posisi 21.877,89. 

Hal yang sama pun terjadi pada Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang turut menguat 4,51% di pekan lalu ke level 4.753,61.

Baca Juga: Begini proyeksi analis terhadap pergerakan IHSG pada perdagangan Selasa (2/6)

Head of Investment Research Infovesta Utama Wawan Hendrayana mengatakan, penyebaran virus corona yang melandai di sejumlah negara menjadi angin segar bagi bursa saham. Terbaru adalah Jepang yang mencabut keadaan darurat mengenai Covid-19.

Ekonomi di sejumlah negara pun juga sudah mulai bergerak. Alhasil, bursa saham global mengalami technical rebound, termasuk Indonesia.

Selain itu, katalis positif dari pernyataan Presiden AS Donald Trump yang mengindikasikan tidak adanya perubahan kesepakatan perang dagang dengan China juga turut menjadi penggerak laju bursa global.

Tetapi di akhir pekan lalu, hubungan antara dua negara adikuasa tersebut kembali membara. Bahkan, China sudah menyerukan agar perusahaan pelat merah di negara tersebut tidak lagi membeli barang pertanian dari Negeri Paman Sam.

Sentimen negatif bagi bursa saham juga bisa datang dari aksi demonstrasi di AS yang semakin meluas ke beberapa negara bagian. Demonstrasi ini dipicu kematian George Floyd oleh oknum kepolisian di Minneapolis.

"Karena dengan orang berkumpul begitu banyak untuk unjuk rasa, kemungkinan besar penderita Covid-19 di AS akan bertambah," jeas Wawan ketika dihubungi Kontan.co.id, Senin (1/6).




TERBARU

[X]
×