kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.468.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.946   -52,00   -0,33%
  • IDX 7.161   -53,30   -0,74%
  • KOMPAS100 1.094   -8,21   -0,74%
  • LQ45 872   -4,01   -0,46%
  • ISSI 216   -1,82   -0,84%
  • IDX30 446   -1,75   -0,39%
  • IDXHIDIV20 540   0,36   0,07%
  • IDX80 126   -0,84   -0,67%
  • IDXV30 136   0,20   0,15%
  • IDXQ30 149   -0,29   -0,20%

Bursa Karbon Punya Potensi Rp 3.000 Triliun, Jokowi Pesan Tiga Hal Ini


Selasa, 26 September 2023 / 14:26 WIB
Bursa Karbon Punya Potensi Rp 3.000 Triliun, Jokowi Pesan Tiga Hal Ini
Presiden Joko Widodo berpidato saat peresmian bursa karbon Indonesia di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (26/9/2023).


Reporter: Yuliana Hema | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bursa Karbon Indonesia alias IDXCarbon resmi diluncurkan pada Selasa (26/9). Bursa karbon ini disebut memiliki potensi besar dan bisa menjadi yang terbesar di dunia.

Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan hasil perdagangan bursa karbon akan diinvestasikan kembali (re-invest) untuk menjaga lingkungan melalui pengurangan emisi karbon.

Pasalnya, Indonesia punya potensi yang sangat besar dalam nature based solution. Jokowi bilang sekitar 60% pengurangan emisi kantor berasal dari sektor alam.

"Ada kurang lebih satu giga ton CO2 kredit karbon yang bisa ditangkap. Jika dikalkulasi, potensi bursa karbon kita mencapai Rp 3.000 triliun bahkan lebih," jelasnya di Main Hall Bursa Efek Indonesia, Selasa (26/9).

Jokowi mengatakan dengan potensi yang besar itu, bursa karbon juga menjadi langkah kongkrit dan besar bagi Indonesia sebagai dalam mencapai Nationally Determined Contribution (NDC).

Baca Juga: Jokowi Optimistis Indonesia Bisa Menjadi Poros Karbon Dunia

Untuk itu, Jokowi meminta tiga oleh para pihak yang terlibat dalam membangun bursa karbon. Pertama, menjadikan standar karbon sebagai rujukan. Otoritas bursa karbon juga dituntut untuk memanfaatkan teknologi agar transaksi lebih efektif dan efisien.

Kedua, buat lini masa yang jelas.  "Harus ada target dan timeline baik untuk pasar dalam negeri maupun luar negeri atau internasional. Segera masuk ke sana," Jokowi menegaskan.

Ketiga, Jokowi meminta otoritas bursa karbon untuk mengatur dan memfasilitasi pasar karbon sukarela (voluntary) sesuai dengan standar internasional.

"Saya sangat optimistis Indonesia bisa menjadi poros karbon dunia. Asal langkah-langkah kongkrit digarap secara konsisten,"  imbuh Jokowi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×