Reporter: Avanty Nurdiana, Surtan PH Siahaan | Editor: Avanty Nurdiana
JAKARTA. Pasar saham yang sedang tak menentu membuat PT Mitra Adi Perkasa Tbk (MAPI) kembali mengatur strategi pendanaan. Awalnya, MAPI mempunyai tiga skema pendanaan yaitu, penerbitan saham baru tanpa hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD), obligasi berkelanjutan dan pinjaman bank.
Tapi, MAPI memilih pinjaman bank untuk mendanai ekspansi. "Pinjaman bank lebih cepat prosesnya," jelas Fetty Kwartati, Sekretaris Perusahaan MAPI, pekan lalu.
Anggaran belanja modal MAPI pada tahun ini Rp 800 miliar-Rp 900 miliar. MAPI akan mendanai kebutuhan ekspansi dari eksternal sebesar Rp 500 miliar. Sementara sisanya dari kas internal.
Fetty menyatakan, MAPI masih memiliki ruang untuk menambah pinjaman karena posisi net debt to equity masih di 87%, sementara kebijakan dari pihak kreditur di 125%. "Rata-rata bunga yang kami peroleh di 8,75%," ujar dia.
Pada tahun ini, perusahaan ritel ini mengaku sudah ada komitmen dari beberapa bank. "Kalau kami membutuhkan tinggal kami cairkan," kata Fetty. Sayang, manajemen MAPI enggan menyebut bank yang akan mengucurkan pinjaman tersebut.
Belanja modal tersebut akan digunakan untuk ekspansi bisnis seperti mendatangkan brand baru, menambah jumlah gerai dan lainnya. MAPI berencana menambah 300 gerai baru di tahun ini. "Sampai Mei 2013, MAPI sudah membangun sepertiga gerai baru," ujar Fetty.
MAPI juga berencana memboyong lima brand baru dari pada tahun ini. "Tapi brand selanjutnya lebih kecil-kecil, ya ada sport dan fashion karena lebih dinamik ya," ujar dia kepada KONTAN.
Semua agenda ekspansi ini untuk melancarkan target pendapatan MAPI di tahun ini yang diharapkan bisa naik 25% menjadi Rp 9,47 triliun dari Rp 7,58 triliun di 2012.
Meski memutuskan meminjam bank, MAPI mengaku tetap akan meminta persetujuan pemegang saham untuk melakukan private placement sebesar Rp 1,38 triliun dan penerbitan obligasi Rp 1 triliun. "Permintaan izin ini masih bisa digunakan dalam dua tahun," jelas Fetty. Fetty mengklaim, sudah ada beberapa investor asing yang sudah berminat menyerap saham baru MAPI.
Emiten ini juga meminta izin memecah nilai nominal saham (stock split) dengan rasio 1:10, meski mungkin tak mengeksekusi dalam waktu dekat. "Tergantung market, jika tidak rebound bisa tertunda semua," ujar Fetty.
Dia menambahkan rencana stock split sudah sejak lama karena harga saham sektor ritel lain di level Rp 1.000-an. Padahal harga saham MAPI per Jumat (14/6) naik 6,21% ke Rp 7.700 per saham.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News