Reporter: Barratut Taqiyyah, Bloomberg | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
MUMBAI. Pasar saham India tahun ini menjadi bursa saham dengan performa terburuk kedua setelah bursa Mesir. Bahkan, sejumlah analis memprediksi, bursa dari Negeri Taj Mahal ini tidak akan pulih sebelum Juni mendatang. Alasannya, tingkat inflasi di India tumbuh pesat dibanding antisipasi.
"Tidak ada yang memprediksi tingkat inflasi bisa setinggi ini dengan cepat. Kita akan menerima dampak negatif hingga ada kejelasan akan kebijakan pemerintah, tingkat inflasi menurun, atau suku bunga acuan meningkat," jelas Harsha Upadhyaya dari UTI Asset Management Co.
Asal tahu saja, Bombay Stock Exchange's Sensitive Index sudah anjlok 16% tahun ini. Sebagai perbandingan, indeks Mesir EGX30 sudah terjun 21%. Melorotnya bursa India akibat tingkat inflasi di negara tersebut yang kian menggila. Padahal, untuk mengerem laju inflasi, bank sentral India sudah menaikkan suku bunga acuan sebanyak tujuh kali dalam 12 bulan terakhir.
Kecemasan akan inflasi itu yang menyebabkan investor asing melepas kepemilikan sahamnya senilai US$ 1,5 miliar tahun ini. "Kita dapat melihat pergerakan sideways atau penurunan dalam tiga hingga empat bulan ke depan. Pasar saham tidak akan kembali ke level tertingginya dalam waktu singkat," kata Upadhyaya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News