Reporter: Barratut Taqiyyah | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
HONG KONG. Pasar saham Hong Kong memerah pada siang ini (2/11). Berdasarkan data Bloomberg, pada sesi penutupan pertama, indeks Hang Seng tercatat anjlok 1,3%.
Sejumlah saham big cap mencatatkan penurunan. Sebut saja saham Standard Chartered Plc yang mengalami penurunan terbesar sejak Juni lalu. Saham Stanchart melorot setelah merilis laporan kinerjanya yang di bawah estimasi analis.
Selain itu, ada pula saham Hong Kong Exchanges & Clearing & Ltd yang melorot 1,4% menjelang rilis kinerjanya sore nanti. Sementara, saham China Petroleum & Chemical Corp mengalami penurunan terbesar di sektor energi setelah harga minyak terus melorot.
Penurunan bursa Hong Kong terjadi setelah investor mencemaskan kondisi ketidakpastian menjelang pemilihan presiden AS.
Guncangan pada pasar saham global bermula dari berita hasil polling ABC News/Washington Post yang menempatkan kandidat dari Partai Republik Donald Trump di posisi teratas dari rivalnya dari Partai Demokrat Hillary Clinton.
Hasil polling ini semakin menambah kecemasan investor karena pada Jumat (28/11) lalu, Federal Bureau of Investigation menyatakan akan membuka kembali investigasi atas kasus email Clinton.
Selain itu, investor juga menanti kebijakan The Federal Reserve yang akan diumumkan malam nanti.
"Tidak ada hal positif dari Pemilu AS dilihat dari sisi manapun. Pelaku pasar merasa khawatir dengan aksi jual yang terjadi dalam beberapa hari terakhir tanpa ada sebab yang jelas, namun tetap terjadi," jelas Andrew Sullivan, managing director of sales trading Haitong International Securities Group Ltd.
Sekadar tambahan informasi, investor Hong Kong mencatatkan penjualan bersih saham senilai 1,3 miliar yuan atau US$ 192 juta dari bursa Hong Kong dalam dua hari pertama pada pekan ini.
Namun, pada September lalu, investor Hong Kong membukukan pembelian bersih rekor senilai 58,7 miliar yuan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News