Sumber: Bloomberg | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
SHANGHAI. Senin (3/8), bursa China memerah. Berdasarkan data Bloomberg, pada pukul 09.42 waktu Shanghai, Shanghai Composite Index anjlok 2,2% menjadi 3.581,17. Ini merupakan penurunan terbesar sejak 8 Juli lalu.
Indeks acuan Negeri Panda ini diperdagangkan mendekati level rata-rata 200 harian yakni 3.560,25. Level ini menjadi perhatian analis yang menggunakan pola dalam melakukan strategi perdagangan.
Pada Juli lalu, indeks Shanghai mengalami penurunan bulanan terbesar sejak Agustus 2009 di tengah kecemasan mengenai ekonomi China yang kian mencemaskan.
"Data ekonomi China belakangan ini menyebabkan investor percaya bahwa pasar tidak didukung oleh kinerja atau fundamental emiten, khususnya saat pasar mengalami siklus penurunan. Meski setelah mengalami penurunan, harga sejumlah saham masih terlalu mahal," papar Wang Zheng, Chief Investment Officer Jingxi Investment Management Co.
Indeks Shanghai pada bulan lalu melorot hingga 15%. Ini merupakan penurunan terbesar di antara 93 indeks saham global yang dihimpun Bloomberg. Penurunan di pasar saham tidak dapat dihindari kendati pemerintah mempersenjatai perekonomian mereka dengan berbagai kebijakan. Sebut saja menggelontorkan bantuan dana bagi perusahaan milik negara dengan nilai total mencapao US$ 480 miliar, mengizinkan ratusan perusahaan untuk menunda transaksi saham mereka, serta melarang para pemegang saham menjual saham yang mereka miliki.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
