kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.543.000   4.000   0,26%
  • USD/IDR 15.834   -94,00   -0,60%
  • IDX 7.500   8,47   0,11%
  • KOMPAS100 1.161   1,37   0,12%
  • LQ45 919   -1,23   -0,13%
  • ISSI 227   1,12   0,50%
  • IDX30 473   -1,49   -0,31%
  • IDXHIDIV20 571   -1,71   -0,30%
  • IDX80 133   0,12   0,09%
  • IDXV30 141   0,37   0,26%
  • IDXQ30 158   -0,30   -0,19%

Bursa Asia tersulut spekulasi kebijakan China


Senin, 16 Juli 2012 / 08:27 WIB
Bursa Asia tersulut spekulasi kebijakan China
ILUSTRASI. Seorang wanita mengenakan masker berjalan melewati kantor pusat bank sentral China, People's Bank of China di Beijing, China, 3 Februari 2020. REUTERS/Jason Lee.


Reporter: Barratut Taqiyyah, Bloomberg | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

HONG KONG. Bursa Asia dibuka melesat pada transaksi pagi ini (16/7). Pada pukul 08.39 waktu Hong Kong, indeks MSCI Asia Pacific, di luar indeks acuan Jepang, menanjak 0,4% menjadi 404,12. Dalam setiap dua saham yang naik, terdapat dua saham yang turun.

Sementara itu, indeks S&P/ASX 200 Australia naik 1%, indeks NZX 50 Selandian Baru naik 0,1%, dan indeks Kospi Korea Selatan naik 0,2%.

Sejumlah saham yang pergerakannya turut mempengaruhi pergerakan bursa Asia antara lain: BHP Billiton Ltd yang naik 1,5% di Sydney, Whitehaven Coal Ltd naik 2% di Sydney, dan Daekyung Machinery & Engineering Co turun 6,4% di Seoul.

Sedangkan faktor yang mempengaruhi bursa Asia pagi ini adalah spekulasi investor bahwa China akan mengambil stimulus tambahan sehingga mendongkrak outlook kinerja perusahaan di Negeri Panda tersebut.

"Masih ada kapasitas pelonggaran stimulus yang besar dari China. Hal ini tidak hanya dari perspektif moneter, seperti penurunan suku bunga atau penurunan Giro Wajib Minimum perbankan, tapi juga kemampuan untuk target stimulus fiskal," jelas George Boubouras, head of investment strategy UBS AG.

Seperti yang diketahui, perekonomian dunia memberikan sinyal perlambatan beberapa waktu belakangan. Kantor berita Xinhua melaporkan pernyataan Perdana Menteri Wen Jiabao yang menegaskan momentum pemulihan ekonomi China belum terlaksana dan bakal ada hambatan yang harus dihadapi untuk sementara waktu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×