kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,52%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Bursa Asia positif, ini faktor pendukungnya


Rabu, 01 Februari 2017 / 15:31 WIB
Bursa Asia positif, ini faktor pendukungnya


Sumber: CNBC,Bloomberg | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

TOKYO. Pasar saham Asia bergerak positif pada transaksi hari ini (1/2). Berdasarkan data yang dihimpun Bloomberg, pada pukul 16.19 waktu Tokyo, indeks MSCI Asia Pacific tak banyak mencatatkan perubahan. Dalam setiap lima saham yang naik, terdapat tiga saham yang tertekan.

Di sepanjang bulan lalu, indeks acuan kawasan regional tersebut berhasil naik 4,9% dan mencatatkan kenaikan bulanan terbaik sejak Juli.

Sementara itu, indeks Topix naik 0,4% setelah sebelumnya sempat tertekan 0,9% di awal transaksi.

Di India, indeks Sensex turun kurang dari 0,1% setelah pemerintah merilis anggaran belanja tahunannya. India menurunkan target defisit setelah Perdana Menteri Narendra Modi menodngkrak anggaran belanja untuk menggairahkan kembali ekonomi India.

Adapun indeks Hang Seng turun 0,4% setelah libur selama dua hari lamanya. Sedangkan pasar saham China, Taiwan, Malaysia, dan Vietnam masih tetap tutup karena perayaan Tahun Baru Imlek.

Pergerakan bursa Asia terbilang positif setelah data indeks manufaktur China menunjukkan ekspansi pada Januari lalu.

Berdasarkan data resmi yang dirilis pemerintah China, indeks manufaktur China berada di 51,3 pada Januari. Turun tipis ketimbang perolehan Desember di level 51,4. Kendati demikian, angka tersebut lebih tinggi dari prediksi polling Reuters sebesar 51,2.

Data di atas angka 50 menunjukkan adanya ekspansi. Sebaliknya, data di bawah 50 memperlihatkan sinyal kontraksi.

"Ini menandakan ekspansi sebanyak enam bulan beruntun pada indeks manufaktur China dan menunjukkan adanya stabilisasi pada perekonomian China," jelas Margaret Yang, market analyst CMC Markets.

Yang juga menjadi fokus perhatian adalah pasar mata uang global, setelah Presiden AS Donald Trump dan penasihat ekonomi utamanya melancarkan kritik terhadap Jerman, Jepang, dan China. Mereka bilang, ketiga negara tersebut mendevaluasi mata uang mereka sehingga memukul perusahaan dan konsumen AS.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×