Reporter: Herlina KD | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bursa Asia kompak melorot pada perdagangan Senin (7/3) pagi. Pukul 08.22 WIB, indeks Nikkei 225 turun 777,74 poin atau 2,99% ke 25.206,70, Hang Seng turun 596,39 poin atau 2,72% ke 21.308,90, Taiex turun 346,09 poin atau 1,98% ke 17.376,30, Kospi turun 53,64 poin atau 1,98% ke 2.659,82, ASX 200 turun 51,43 poin atau 0,72% ke 7.059,40, Straits Times turun 7,61 poin atau 0,23% ke 3.220,24, dan FTSE Malaysia turun 24,36 poin atau 1,44% ke 1.671,72.
Bursa Asia melemah menyusul penundaan pembicaraan Iran memicu kejutan stagflasi utama bagi pasar dunia.
Mengutip Reuters, koreksi harga saham di bursa Asia dipicu oleh kenaikan harga komoditas, termasuk minyak sebagai imbas ketegangan di Rusia. Setelah naik 21% minggu lalu, minyak mentah Brent lebih didorong oleh risiko larangan minyak Rusia oleh Amerika Serikat dan Eropa.
Baca Juga: Bursa Asia Menguat Pada Perdagangan Kamis (3/3) Pagi, Mengekor Kenaikan Wall Street
"Jika Barat memotong sebagian besar ekspor energi Rusia, itu akan menjadi kejutan besar bagi pasar global," kata kepala ekonom BofA Ethan Harris seperti dikutip Reuters.
Dia memperkirakan hilangnya 5 juta barel Rusia dapat membuat harga minyak berlipat ganda menjadi $200 per barel dan menurunkan pertumbuhan ekonomi secara global.
Dan bukan hanya minyak, dengan harga komoditas yang memiliki awal terkuat sejak tahun 1915, kata BofA. Di antara banyak penggerak minggu lalu, nikel naik 19%, aluminium 15%, seng 12%, dan tembaga 8%, sementara gandum berjangka melonjak 60% dan jagung 15%.
Itu hanya akan menambah denyut inflasi global dengan data harga konsumen AS minggu ini diperkirakan akan menunjukkan pertumbuhan tahunan di stratosfer 7,9%, dan ukuran inti di 6,4%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News