Sumber: Bloomberg | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
TOKYO. Bursa Asia belum mampu bangkit pada transaksi pagi ini (10/12). Data yang dihimpun Bloomberg menunjukkan, pada pukul 10.16 waktu Tokyo, indeks MSCI Asia Pacific turun 0,2%. Dalam setiap tiga saham yang turun, hanya ada satu saham yang mampu naik.
Sementara itu, indeks Topix Jepang melorot 1%. Adapun indeks S&P/ASX 200 Australia turun 1,3% dan indeks S&P/NZX 50 Selandia Baru turun 0,2%. Sedangkan indeks Kospi Korea Selatan berhasil reli 0,1% di Seoul.
Bursa Asia tertekan karena pelemahan yen Jepang menggerus kinerja saham-saham berbasis eksportir. Selain itu, harga minyak dunia masih diperdagangkan di kisaran level terendahnya dalam enam tahun terakhir.
Harga minyak dunia anjlok sejak Jumat (34/12) lalu setelah Organization Petroleum Exporting Countries (OPEC) memutuskan tidak akan mengubah kuota produksinya. Di sisi lain, investor juga tengah menanti keputusan The Fed mengenai arah kebijakan suku bunganya pekan depan.
"Saat ini, semuanya terkait dengan langkah keengganan mengambil risiko (risk-off). Harga minyak masih sangat murah, dan hal ini berpotensi menyebabkan status quo di mana investor akan menghindari risiko saat ini," jelas Mitsushige Akino, executive officer Ichiyoshi Asset Management Co di Tokyo.
Dia menambahkan, dengan penguatan yen, eksportir dan manufaktur akan menjadi pusat risk off investor.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News