kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Bursa Asia kompak menguat berkat data manufaktur AS dan Wall Street yang perkasa


Selasa, 04 Agustus 2020 / 08:33 WIB
Bursa Asia kompak menguat berkat data manufaktur AS dan Wall Street yang perkasa
ILUSTRASI. Bursa Asia menguat


Reporter: Anna Suci Perwitasari | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bursa Asia dibuka menghijau di awal perdagangan hari ini. Sentimen pendukung bagi penguatan bursa saham datang setelah data manufaktur Amerika Serikat (AS) yang kuat serta laju saham teknologi yang mendorong bursa saham global perkasa. 

Selasa (4/8) pukul 08.20 WIB, indeks Nikkei 225 naik 328,32 poin atau 1,48% ke 22.523,70, indeks Hang Seng pun naik 206,47 atau 0,84% ke 24.664,60. Serupa, indeks Taiex naik 112,13 poin atau 0,90% ke 12625,16. 

Setali tiga uang, Kospi juga naik 30,80 poin atau 1,37% ke 2.281,84. Indeks ASX 200 pun naik 129,01 poin atau 2,18% ke 6.055,10. Sementara itu, Straits Times naik 14,31 poin atau 0,58% ke 2.499,22 dan FTSE Malaysia naik 5,12 poin atau 0,33% ke 1.577,73.

Baca Juga: Wall Street perkasa, indeks Nasdaq kembali cetak rekor tertinggi

Kinerja bursa saham di kawasan Asia dibuka menguat setelah Wall Street dan Bursa Eropa berhasil ditutup lebih tinggi pada perdagangan awal pekan in i. Bahkan indeks Nasdaq Composite mencetak rekor penutupan tertinggi.

Hal tersebut didorong saham-saham sektor teknologi yang melejit. Lihat saja, saham Microsoft berhasil melonjak 5,6% setelah secara resmi menyatakan minatnya untuk menguasai TikTok AS. 

"Ini adalah sesi perdagangan AS yang optimistis dan Asia akan menyerap prospek yang sesuai," kata Chris Weston, Head of Research Pepperstone, dalam sebuah catatan. 

Di sisi lain, data manufaktur AS bulan Juli yang capai level tertinggi dalam 1,5 tahun turut menjadi angin segar. Paling tidak hal ini bisa sedikit menghapus kekhawatiran terkait lonjakan kasus virus corona.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×