Reporter: Yudho Winarto | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pasar saham Asia-Pasifik turun Kamis (10/12) pagi. Investor mengawasi pembicaraan perdagangan Brexit serta negosiasi yang sedang berlangsung di Amerika Serikat (AS) terkait paket bantuan virus corona.
Melansir CNBC, indeks Nikkei 225 Jepang turun 0,39% setelah pembukaan pasar dan indeks Topix turun 0,17%. Indeks Kospi Korea Selatan jatuh 1,11%.
Di Australia, indeks acuan ASX 200 turun 0,56%, dengan semua sektor di merah. Subindex energi turun 1,05% karena saham minyak berjuang untuk mendapatkan keuntungan.
Baca Juga: Wall Street memerah, Dow Jones jatuh lebih 100 poin terseret saham sektor teknologi
Sesi di Asia-Pasifik mengikuti penurunan Wall Street semalam. "Peningkatan tingkat risiko seputar pembicaraan perdagangan UE-Inggris dan negosiasi yang sedang berlangsung pada paket stimulus AS baru di Washington terus meredam volatilitas pasar," tulis Rahul Khare dari ANZ Research dalam catatan pagi.
Pertemuan tiga jam antara para pemimpin Inggris dan Uni Eropa pada Rabu malam gagal memecahkan kebuntuan dalam pembicaraan perdagangan Brexit.
Perdana Menteri Inggris Boris Johnson dan Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen setuju bahwa keputusan tegas harus dibuat pada hari Minggu tentang masa depan pembicaraan, laporan media mengatakan mengutip sumber senior di Downing Street.
Inggris keluar UE pada bulan Januari tetapi setuju untuk mempertahankan standar dan peraturan yang sama hingga akhir tahun.
Tujuannya agar kedua belah pihak punya waktu untuk mengembangkan pengaturan perdagangan baru. Masa transisi akan berakhir dalam tiga minggu dan ada kekhawatiran yang berkembang bahwa kesepakatan baru mungkin belum siap pada saat itu.
Baca Juga: Harga emas hari ini di Pegadaian, Kamis 10 Desember 2020
Pound Inggris turun 0,17% menjadi US$ 1,3373 pada hari Kamis selama jam perdagangan Asia dan euro relatif datar di US$ 1,2080.
Indeks dolar AS, yang mengukur greenback terhadap sekeranjang mata uang lainnya, terakhir diperdagangkan pada 91,087, naik dari level sebelumnya di sekitar 90,693.
"(Dolar) menguat semalam karena kekhawatiran bahwa paket stimulus fiskal AS mungkin tidak akan datang," tulis Kim Mundy, ekonom senior di Commonwealth Bank of Australia, dalam catatan pagi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News