kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.470.000   4.000   0,27%
  • USD/IDR 15.946   -52,00   -0,33%
  • IDX 7.161   -53,30   -0,74%
  • KOMPAS100 1.094   -8,21   -0,74%
  • LQ45 872   -4,01   -0,46%
  • ISSI 216   -1,82   -0,84%
  • IDX30 446   -1,75   -0,39%
  • IDXHIDIV20 540   0,36   0,07%
  • IDX80 126   -0,84   -0,67%
  • IDXV30 136   0,20   0,15%
  • IDXQ30 149   -0,29   -0,20%

Bursa AS mengekor lesunya Eropa dan Asia


Kamis, 11 September 2014 / 21:01 WIB
Bursa AS mengekor lesunya Eropa dan Asia
ILUSTRASI. Pengunjung menikmati pemandangan di salah satu hotel yang kini tingkat hunian atau okupansinya mulai meningkat di Malang, Jawa Timur, Senin (17/12/2018). ANTARA FOTO/Ari Bowo Sucipto/aww.


Sumber: Bloomberg | Editor: Sanny Cicilia

NEW YORK. Bursa Amerika Serikat (AS) dibuka melemah untuk perdagangan Kamis (11/9). Bursa melemah beriringan dengan penurunan harga minyak mentah Brent ke level terendah dalam dua tahun terakhir, serta penurunan bursa Eropa. 

Standard & Poor's 500 Index terkoreksi 0,3% pada pukul 9.34 pagi waktu New York. Indeks Stoxx Europe 600, yang memberi gambaran bursa Eropa juga turun 0,3%. Bursa Eropa menuju penurunan hari kelima setelah pejabat Eropa mengatakan akan menjatuhkan sanksi atas Rusia besok, dengan cara memblokir pencarian modal korporasi Rusia di kawasan Benua Biru. 

Pasar komoditas juga masih lesu. Minyak Brent kini di harga paling murah sejak tahun 2002 di tengah spekulasi kenaikan stok minyak. International Energy Agency memangkas proyeksi permintaan minyak global sehari setelah OPEC juga menggunting prospek suplai.

Sementara itu, investor melihat inflasi China bulan Agustus merupakan yang terendah dalam empat bulan terakhir. MSCI Emerging Markets Index, acuan indeks di negara berkembang, menuju penurunan untuk hari keenam.

"Ini semua berada dalam satu payung, sehingga pelambatan yang terjadi di luar sana bisa berimbas pada ekonomi AS," kata Todd Salamone, Senior Vice Presiden riset di Schaeffer's Investment Research pada Bloomberg.  Dia bilang, aksi IEA memangkas proyeksi permintaan minyak, pelambatan inflasi China, dan sanksi baru Eropa untuk Rusia memberi sinyal untuk aksi jual di pasar.

S&P 500 kemarin menghentikan penurunan, salah satunya tertopang saham Apple Inc yang juga meningkatkan daya tarik saham-saham teknologi. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×