kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Bursa AS dilanda aksi jual hari kedua


Sabtu, 19 Desember 2015 / 08:55 WIB
Bursa AS dilanda aksi jual hari kedua


Sumber: Bloomberg | Editor: Sanny Cicilia

NEW YORK. Bursa Amerika Serikat (AS) terseret ke level terendah dalam dua bulan terakhir di penurunan hari kedua, Jumat (18/12). Setelah Gubernur Federal Reserve Janet Yellen menaikkan bunga AS, pasar mulai fokus menghitung penyesuaiannya dengan pertumbuhan global.

Standard &  Poor's 500 jatuh 1,8% menjadi 2.005 pada pukul 4 sore waktu New York. ini merupakan penutupan terendah sejak 14 Oktober. 

S&P 500 merosot 3,6% pada Desember dan tercatat turun 2,6% pada sepanjang tahun 2015. 

Dow Jones Industrial Average juga kehilangan 367,29 poin atau 2,1% menjadi 17.128,55, seiring aksi jual di saham apple Inc, Walt Disney Co dan Boeing Co. Ini merupakan penurunan terbesar lebih dari tiga bulan. Sedangkan Indeks Nasdaq merosot 1,6%. 

Sepuluh sektor di S&P 500 terjerembap. Grup saham finansial, teknologi kehilangan sampai 1,7%. Kemarin, bursa AS mentransaksikan 12 muliar saham, atau 71% di atas rata-rata tiga bulan terakhir. 

"Pasar melanjutkan penurunan dan berpikir, tidak akan ada rally Santa Claus, sehingga mengurangi risiko dan lebih konservatif," kata Troy Gayeski, senior portfolio manager at SkyBridge Capital. 

Pasar saham juga terpukul oleh kejatuhan harga komoditas. "Ekonomi melambat dan China telah mengurangi permintaan minyak sehingga investor bertanya-tanya apakah pelambatan ekonomi masih jauh lebih dalam," ujar  Bernie Williams, chief investment officer di San Antonio-based USAA Federal Savings Bank. 

Harga minyak tumbang 1,1% setelah sempat naik 1,8% dan  kembali ke bawah level US$ 35 per barel. 

Namun, Ross Yarrow, Director U.S. equitiesdi Robert W. Baird & Co, London menilai, ini hanya aksi pelaku pasar yang ingin merealisasikan cash di akhir tahun. "Pasar kembali mengkhawatirkan apa yang terjadi tahun 2016. Tidak ada alasan besar untuk menaruh uang produktif antara sekarang sampai akhir tahun nanti," katanya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×