kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,75   -27,98   -3.02%
  • EMAS1.327.000 1,30%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Bunga Utang Gerus Laba Emiten Tambang


Senin, 03 Mei 2010 / 09:20 WIB
Bunga Utang Gerus Laba Emiten Tambang


Reporter: Sofyan Nur Hidayat | Editor: Test Test

JAKARTA. Dua emiten pertambangan, yakni PT Indika Energy Tbk (INDY) dan PT Adaro Energy Tbk (ADRO) menderita penurunan laba bersih sepanjang kuartal I-2010. Pemicunya adalah peningkatan beban bunga utang dan penguatan nilai rupiah.

Selama tiga bulan pertama tahun ini laba bersih INDY sebesar Rp 291,74 miliar. Artinya melorot 35,36% dari periode sama tahun lalu. Padahal, pendapatannya meningkat 56,08% menjadi Rp 748,42 miliar dari sebelumnya Rp 479,51 miliar. Alhasil, laba usahanya meroket 712,74% menjadi Rp 45,92 miliar.

Selain itu, Kepala Hubungan Investor INDY, Retina Rosabai, bilang, ada faktor lain pemicu penurunan laba bersih INDY. Pertama, peningkatan beban bunga pinjaman sebesar 84,4% dari Rp 65,56 miliar menjadi Rp 120,89 miliar. Peningkatan ini bersumber dari penerbitan obligasi oleh anak usahanya, Indo Integrated Energy II B.V., senilai US$ 230 juta belum lama ini. Bunganya sebesar 9,75% per tahun.

Kedua, penguatan kurs rupiah. Pasalnya, pendapatan INDY dalam dollar Amerika Serikat (AS) harus dibukukan di laporan keuangan dalam nilai rupiah. Alhasil, INDY membukukan rugi kurs sebesar Rp 29,68 miliar pada kuartal satu 2010. Sebelumnya, mereka masih meraup untung kurs Rp 41,42 miliar.

"Tapi, sebenarnya tidak ada kerugian riil dalam hal ini," katanya, kemarin. Bahkan, menurutnya, volume penjualan batubara anak usahanya, PT Kideco Jaya Agung, meningkat dari 5,8 juta ton menjadi 7,4 juta ton.

Sementara itu, laba bersih ADRO pada kuartal I-2010 tergerus 24,81% jadi Rp 861,22 miliar. Pemicu utamanya adalah penurunan pendapatan usaha sebesar 3,82% menjadi Rp 6,28 triliun.

Padahal, produksi meningkat 26% menjadi 11,36 juta ton. Volume penjualan juga naik 31% jadi 11,46 juta ton.
Sekretaris Perusahaan ADRO, Andre J. Mamuaya, mengatakan, pendapatan ADRO turun karena rata-rata nilai tukar rupiah terhadap dollar AS menguat sekitar 20% dari Rp 11.631 per dollar AS pada Maret 2009 menjadi Rp 9.262 pada akhir Maret 2010. "Tanpa pengaruh apresiasi kurs, pendapatan bersih ADRO di kuartal I-2010 meningkat 21% menjadi US$ 677,9 juta," katanya.

Namun beban bunga pinjaman ADRO juga membengkak 56,97% menjadi Rp 260,18 miliar pada kuartal satu tahun ini.
Wakil Kepala Riset Valbury Asia Futures, Nico Omer Jonckheere, bilang, penurunan laba bersih emiten batubara sudah ia prediksi sebelumnya. Sebab, mereka sulit menaikkan produksi. Penguatan rupiah ikut berpengaruh karena sebagian besar produksi batubara diekspor.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×