kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,52%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Bunga turun, EUR loyo


Kamis, 12 Juni 2014 / 06:04 WIB
Bunga turun, EUR loyo
ILUSTRASI. Ternyata terdapat rasa makanan memiliki fungsinya tersendiri dalam pengobatan tradisional tiongkok (dok/Restaurant Clicks)


Reporter: Yuliani Maimuntarsih | Editor: Avanty Nurdiana

JAKARTA. Euro tertekan akibat keputusan European Central Bank (ECB) memangkas suku bunga acuan. Akibatnya berinvestasi pada euro dinilai tak lagi menarik.

Data Bloomberg, Rabu (11/6) hingga pukul 17.30 WIB, menunjukkan, pasangan EUR/USD turun 0,1% dari hari sebelumnya ke 1,3533. Pasangan EUR/AUD juga menurun  0,33% di 1,44034. Sementara itu, pairing EUR/JPY terkikis 0,37% menjadi 138,15.

ECB memutuskan menurunkan suku bunga acuan menjadi 0,15%, dari sebelumnya 0,25%. Selain itu, ECB mematok bunga simpanan minus 0,1%. Kebijakan ini, menurut Presiden ECB Mario Draghi, demi mendorong ekonomi negara di zona euro.

Akibatnya, dollar AS menguat terhadap mata uang Uni Eropa tersebut. Analis PT SoeGee Futures Nizar Hilmy menilai, pertumbuhan dan inflasi Eropa memang masih di bawah 1%.  Oleh karena itu, minggu lalu ECB mulai bertindak dengan cara menekan bunga simpanan. Maklum, ECB menargetkan inflasi tahun ini berada di level 2%.
Sementara itu, The Fed berencana menaikkan suku bunga lebih cepat dari perkiraan. Ini tentu mendorong yield obligasi AS. Ini karena beberapa indikator ekonomi AS membaik, termasuk data payroll Mei yang akan diumumkan pada Jumat (6/6). "Ini menunjukkan semakin solidnya pemulihan perekonomian AS," kata Nizar.

Ariston Tjendra, Head of Research and Analysis Division PT Monex Investindo Futures, mengatakan, pasangan EUR/AUD menurun lantaran harga komoditas belakangan ini terus menguat. Ini tentu menjadi katalis positif bagi dollar Australia, yang merupakan negara yang pendapatannya berbasis pada komoditas.

Sementara itu, pada pasangan EUR/JPY, analis PT Harvest International Futures Tonny Mariano melihat, sejatinya tak ada sentimen positif yang melekat pada Jepang.

Data BSI Manufacturing Index Mei masih minus. Namun, data tersebut ternyata lebih baik dari proyeksi awal, yakni minus 13,9, dari estimasi para analis minus 14,1. "Selain itu kondisi ekonomi di Eropa juga masih lebih buruk daripada Jepang," jelas dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×