Reporter: Dityasa H Forddanta | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bumi Resources Tbk (BUMI) sepertinya masih mampu mencetak kinerja keuangan positif tahun ini. Hal tersebut tercermin dari realisasi kinerja keuangan di semester satu 2018.
Sepanjang paruh pertama 2018, BUMI memproduksi 40,5 juta ton batubara, naik 0,7% dibanding semester I-2017. Realisasi produksi batubara BUMI ini setara 46% dari target tahun ini, yakni 88 juta ton.
Memang, penjualan batubara BUMI stagnan, yakni 41,4 juta ton di semester I-2018. Jumlah tersebut tak jauh berbeda dengan volume di semester I-2017 yang mencapai 41,5 juta ton.
Namun, BUMI masih merasakan hangatnya harga batubara. Hal itu tercermin dari harga jual atau free on board (FOB) batubara BUMI yang naik 5,8% menjadi US$ 58 per ton. Alhasil BUMI mampu meraup pendapatan sekitar US$ 2,4 miliar di semester I-2018.
Kaltim Prima Coal (KPC) masih menjadi kontributor produksi terbesar BUMI. Produksi tambang KPC mencapai 27,2 juta ton, atau setara 67% dari total produksi BUMI. Sisanya sebesar 13,3 juta ton berasal dari Arutmin.
Namun, jika dirinci lebih lanjut, produksi batubara KPC turun hampir 5% jika dibanding produksi paruh waktu tahun lalu. Faktor cuaca menjadi pemicu penurunan tersebut.
Namun, kondisi cuaca diprediksi lebih baik di sisa tahun ini. Manajemen BUMI optimistis produksi akan mencapai target. Bahkan, tak menutup kemungkinan produksi batubara BUMI melampaui target. "Kalau ada revisi, produksinya menjadi sekitar 90 juta ton tahun ini," ujar Saptari Hoedaja, Presiden Direktur BUMI kepada KONTAN, belum lama ini.
Soal harga, manajemen BUMI masih optimistis. Permintaan batubara yang tinggi dari China, India dan beberapa negara lainnya akan menjaga stabilitas harga komoditas batubara global.
China sempat menghentikan pengumpulan stok batubara sejak Mei lalu. Tapi, kebutuhan listrik Tiongkok tetap tinggi karena masih rendahnya pasokan listrik tenaga air. Sehingga, China masih perlu mengimpor batubara.
Guna memuluskan target, BUMI menyiapkan belanja modal atau capital expenditure (capex) tahun ini sekitar US$ 60 juta. Capex banyak dialokasikan untuk keperluan operasional rutin, terutama untuk KPC.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News