Reporter: Wahyu Satriani | Editor: Sandy Baskoro
JAKARTA. PT Bumi Resources Tbk terus melakukan konsolidasi internal. Kabar terakhir, emiten Grup Bakrie ini telah menjual seluruh sahamnya di PT Mitratama Perkasa. Bumi menjual aset itu kepada PT Sumber Energi Andalan Tbk.
Direktur dan Sekretaris Perusahaan Bumi Resources, Dileep Srivastava menjelaskan, perseroan ini menandatangani akta jual beli atas 30% saham Mitratama Perkasa pada 16 Agustus 2012. Mitratama selama ini menjalankan usaha jasa pertambangan. Setelah kedua pihak meneken akta jual beli saham, "Maka pengalihan kepemilikan atas 30% saham Mitratama Perkasa menjadi efektif dan perseroan telah melepas seluruh kepemilikannya atas Mitratama," kata Dileep, dalam keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia, Minggu (26/8).
Manajemen Bumi beralasan, perseroan melaksanakan transaksi itu dengan maksud agar lebih fokus pada kegiatan usaha pertambangan saja. Sekadar informasi, total nilai investasi Bumi di Mitratama per akhir Maret 2012 senilai US$ 22,85 juta. Sedangkan nilai total aset Mitratama sebelum eliminasi mencapai US$ 354,86 juta.
Mengacu ke laporan keuangan Bumi, nilai transaksi penjualan 30% saham Mitratama adalah US$ 1. Padahal, pada 2010 lalu Bumi memperoleh dana senilai US$ 190 juta dari hasil penjualan 69,83% saham Mitratama.
Pada Maret 2010, Bumi juga mejual saham 69,83% Mitratama kepada PT Cahaya Pratama Lestari (CPL). Dari aksi itu, kepemilikan Bumi di Mitratama tersisa 30%, sebelum akhirnya dilego ke Sumber Energi Andalan pada 16 Agustus 2012.
Sumber KONTAN yang dekat dengan manajemen Bumi menyebutkan, penjualan saham Mitratama bertujuan efisiensi. Valuasi Mitratama adalah US$ 26,7 juta dan dilego seharga US$ 1. Tapi sebagai gantinya, Bumi dapat pembatalan Technical Assistance Contract dimana net present value-nya US$ 45 juta, yang berlaku sampai 2021. "Jadi dalam transaksi ini Bumi bisa menghemat cukup besar," tutur si sumber.
Tekanan jual melanda saham BUMI belakangan ini, puncaknya setelah perseroan merilis laporan keuangan di semester I-2012. Di periode ini, Bumi menderita kerugian US$ 322 juta. Di semester I-2011, Bumi masih mencetak laba US$ 232 juta.
Harga BUMI, Senin (27/8), merosot 5,32% menjadi Rp 890 per saham. Jika dihitung sejak awal tahun, maka harga BUMI sudah anjlok 59%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News