Reporter: Dyah Ayu Kusumaningtyas | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terlihat masih lemah. IHSG dibuka turun 1,07% ke posisi 4.052,49 pada pukul 09.31 WIB, hari Kamis (30/8). Sebanyak 121 saham yang jatuh menggerus kinerja bursa dan terlihat hanya 26 saham yang masih bisa berhasil naik, sedangkan 44 saham lainnya masih stagnan.
Sepuluh sektor terjungkal di zona merah dengan sektor konstruksi jatuh di urutan terdepan sebesar 1,46% dan ada sektor barang konsumsi yang juga terkoreksi 1,43%.
Terlihat saham PT Bumi Resources Tbk (BUMI) masih menduduki jawara penurunan dengan anjlok 4,48% ke Rp 640, disusul saham PT Indocement Tungal Praksa Tbk (INTP) sebesar 2,97% ke Rp 19.600 dan saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) yang turun 2,11% ke Rp 6.950.
Sementara, posisi top giners masih ditempati saham-saham golongan kedua seperti PT Apac Citra Centertex Tbk (MYTX) uang naik 19,23% ke Rp 310 dan saham PT Bumi Teknokultura Unggul Tbk (BTEK) yang juga naik 12,5% ke Rp 900.
Kepala Riset Universal Broker Indonesia, Satrio Utomo melihat tren jangka pendek dari IHSG kemarin sudah berubah menjadi trend turun setelah gagal untuk bertahan diatas support 4.125, meski pada akhirnya IHSG masih bisa ditutup diatas suport 4.087. "Potensi koreksi dari tren turun ini hingga kisaran gap 4.015-4.033," kata Satrio, Kamis (30/8).
Satrio berkomentar, sepertinya market Amerika Serikat (AS) terlihat masih terus berharap akan adanya stimulus ekonomi. "Pelaku pasar terlihat masih wait and see dengan posisi indeks Dow Jones Industrial mampu naik tipis 0,03%," terangnya. Walaupun di lain pihak, bursa di kawasan Asia, pagi ini malah sudah meluncur turun dengan koreksi di sekitar 1%.
"Bagi anda yang berharap bahwa Bernanke bakal mengumumkan QE3 pada hari Jumat nanti, sebaiknya anda harus bersiap pada kondisi terburuk," lanjut Satrio. Hal ini karena pada revisi angka pertumbuhan ekonomi yang diumumkan semalam, pertumbuhan ekonomi Amerika untuk kuartal kedua direvisi menjadi 1,7% dari 1,5%. Nah, angka pertumbuhan ekonomi diatas ekspektasi ini, bakal menurunkan peluang untuk terjadinya QE3.
Sementara di dalam negeri, sentimen pasar terlihat masih negatif, sebagai akibat dari berita-berita dari BUMI yang masih simpang siur. Oleh karena itu, adanya tren turun jangka pendek dan potensi koreksi ini, membuat Satrio menyarankan pemodal untuk mengamankan profit dan melakukan trading plan dengan disiplin.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News