Reporter: Astri Kharina Bangun | Editor: Edy Can
JAKARTA. PT Bumi Resources Tbk (BUMI) berniat memangkas tumpukan utang. Pengelola emiten pertambangan batubara ini menargetkan bisa mengurangi rasio utang secara bertahap selama dua tahun.
"Kami ingin sampai akhir tahun ini rasio utang bisa berkurang menjadi 1,5 kali dan tahun depan menjadi 1 kali," tutur Sekretaris Perusahaan BUMI Dileep Srivasta, Kamis malam (7/4).
Rasio utang BUMI terhadap pendapatan sebelum pajak, depresiasi dan bunga (EBITDA) mulai mengempis di tahun silam. Jika pada akhir tahun 2009 sebesar 4 kali, maka per akhir 2010 lalu rasio utang terhadap EBITDA BUMI sudah turun menjadi 3 kali.
Emiten yang dikendalikan grup Bakrie tersebut juga berniat melunasi utang senilai US$ 1 miliar sepanjang tahun ini. Yang akan dilunasi termasuk pinjaman dari China Investment Corporation (CIC) senilai US$ 600 juta. BUMI juga akan melunasi convertible bond senilai US$ 375 juta.
Utang terhadap CIC sebenarnya baru jatuh tempo pada Oktober 2013. Sementara convertible bond jatuh tempo pada Agustus 2014 nanti. "Kami bisa melunasinya dengan kas internal perusahaan," kata Dileep.
Dileep mengungkapkan, ada tiga sumber pendanaan untuk melunasi utang tersebut. Pertama, lewat hasil penjualan batubara. Harga batubara yang saat ini cukup tinggi menjadi alasan pengelola BUMI optimistis pendapatan penjualan batubara bakalan lebih tinggi daripada tahun lalu. Harga batubara untuk kontrak pengiriman Juni 2011 di bursa ICE Kamis (7/4) lalu, mencapai US$ 122,35 per ton.
BUMI memproyeksi volume penjualan batubara selama kuartal pertama di tahun ini bisa tumbuh 10%, dibandingkan penjualan untuk kuartal pertama tahun lalu, menjadi 60 juta ton. Kedua, BUMI juga menargetkan pendanaan melalui dividen Newmont.
Ketiga, BUMI akan mengandalkan pendapatan dari anak-anak usahanya. Namun Dileep tidak merinci berapa kontribusi dari sumber-sumber pendanaan tersebut.
Hingga akhir tahun ini, BUMI masih memiliki pinjaman berkisar US$ 2,5 miliar hingga US$ 2,6 triliun. Untuk sementara ini, BUMI tidak punya rencana mencari utang baru.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News