Reporter: Yuwono Triatmodjo | Editor: Dupla Kartini
JAKARTA. Secara umum baik dari sisi teknikal maupun fundamental, bulan Mei merupakan bulan konsolidasi. Resiko pasar memang berkurang, tetapi relatif lebih tinggi dibandingkan dengan kondisi awal April lalu.
"Demikian juga dengan VIX indeks yang mengindikasikan potensi volatilitas yang berkurang," ujar Felix Sindhunata, kepala riset Henan Putihrai dalam risetnya.
Secara statistik dalam 10 tahun terakhir, potensi penguatan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di kuartal kedua dan berlanjut di kuartal ketiga tiap tahunnya hanya sekitar 60%. Di saat yang bersamaan, bursa di Amerika Serikat (AS) dan Eropa akan segera memasuki liburan musim panas. Musim panas ini sendiri biasanya berlangsung antara bulan Mei hingga Agustus.
Karakteristik dari periode ini adalah arah pergerakan bursa yang tidak terlalu jelas. "Selain itu volume perdagangannya juga tipis," tutur Felix. Tahun ini, kondisi tersebut akan semakin dominan memasuki bulan Juni 2012, seiring dimulainya perhelatan Piala Eropa.
Dari sisi fundamental, isu politik di kawasan Eropa yang bersifat sangat kualitatif akan sangat mendominasi sentimen pasar finansial global. Namun data-data yang dirilis oleh Amerika Serikat (AS), menurut Felix, akan menjadi support perkembangan negatif di Eropa.
Berdasarkan hal tersebut, iklim investasi pada bulan Mei ini masih lebih condong berpihak pada saham-saham yang berorientasi pasar domestik. Ini sebagai langkah meminimalkan resiko eksternal yang menurut Felix masih cukup tinggi.
Beberapa saham yang Felix rekomendasikan berserta target harganya adalah adalah JSMR (Rp 5.490), BMRI (Rp 8.190), BBNI (Rp 4.740), EXCL (Rp 5.700), dan ICBP (Rp 6.620). Selain itu masih ada saham lainnya seperti MAPI (Rp 7.470), KLBF (Rp 4.092), CTRA (Rp 791),SSIA (Rp 1.124) dan SMRA (Rp 1.956)
Felix memperkirakan kisaran pergerakan IHSG secara teknis di bulan Mei akan berada di rentang 4.000 - 4.397.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News