Reporter: Benedicta Prima | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Penerapan PSAK 72 yang tidak sengaja bersamaan dengan menyebarnya Covid-19 di Indonesia tahun ini diprediksi akan berdampak pada pengembang properti yang pendapatannya didominasi oleh segmen gedung bertingkat (high-rise).
PT Intiland Development Tbk (DILD) merupakan salah satu emiten properti yang pendapatannya paling banyak dari segmen high-rise. Tahun lalu, pendapatan segmen mixed-use dan high-rise tercatat memberikan kontribusi paling besar mencapai Rp 1,1 triliun atau 40,6% dari Rp 2,74 triliun. Dus, penerapan PSAK 72 bisa saja berdampak pada pembukuan Intiland.
Namun, Direktur Pengelolaan Modal dan Investasi Intiland Archied Noto Pradono menegaskan PSAK 72 tidak akan mempengaruhi fundamental. “Kami ikuti saja, yang penting sosialisasi ke user, investor dan krediturnya saja, fundamental tidak berubah cuma pencatatan dan asumsi aja,” kata Archied, Senin (11/5).
Baca Juga: Pengembang properti sambut baik kebijakan relaksasi bunga kredit rumah
Pada kuartal I-2020, Intiland membukukan pendapatan pra-penjualan (marketing sales) sebesar Rp 117 miliar atau setara 4,68% dari target tahun ini yang sebesar Rp 2,5 triliun. Sementara recurring income tumbuh 1,2% dari Rp 157 miliar di kuartal I-2019 menjadi Rp 159 miliar di kuartal I-2020.
Perolehan marketing sales DILD pada kuartal I-2020 turun 53,97% bila dibandingkan dengan kuartal I-2019 yang tercatat sebesar Rp 254,2 miliar. Capaian ini lebih rendah karena Intiland tidak mengeluarkan produk baru selama kuartal I-2020. Selain itu, pembeli juga cenderung wait and see di tengah kondisi pasar saat ini.
Baca Juga: Intiland Development Bakal Melihat Situasi Sebelum Putuskan Rencana Ekspansi
Adapun, kontributor dari marketing sales di tiga bulan pertama ini berasal dari segmen residensial landed-house Graha Natura, Serenia Hills dan 1Park Homes. Sedangkan dari segmen mixed-use dan high-rise serta kawasan industri belum menyumbang marketing sales.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News