Reporter: Hikma Dirgantara | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. E-commerce Bukalapak terus memperlebar sayapnya. Setelah pada akhir tahun lalu meluncurkan PT Buka Investasi Bersama (BIB) sebagai penyelenggara teknologi finansial dan Agen Penjual Efek Reksa Dana (APERD). Kini, BIB sudah menggandeng PT Ashmore Asset Management Indonesia (AMOR) guna memaksimalkan layanan pada sektor finansial ini.
CEO BIB sekaligus Presiden Bukalapak Teddy Oetomo mengatakan, sektor jasa finansial merupakan salah satu sektor yang punya potensi sangat besar. Namun, sektor ini juga telah diisi oleh banyak nama besar yang sudah punya pengalaman dan kemampuan lebih baik. Oleh karena itu, ketimbang harus membangun ekosistem baru, Teddy menilai bekerja sama adalah cara yang paling baik dan efektif.
“Jadi jangan sampai disrupt for the sake of disruption. Financial services ini sangat banyak tantangannya, jadi alih-alih melakukan disrupsi, lebih baik bekerja sama dengan perusahaan yang memang sudah berpengalaman dan punya kapabilitas. Oleh karena itu, kami berkolaborasi dengan Ashmore untuk memaksimalkan layanan BIB,” kata Teddy dalam Bincang Investasi Virtual bersama BIB, Kamis (18/3).
Teddy menambahkan, lewat kerja sama ini, Bukalapak lewat BIB akan memberikan pengetahuan dan sistem teknologi yang ada. Sementara Ashmore tentunya memberikan produk, pengalaman, serta layanan jasa keuangan.
Baca Juga: Prospek reksadana campuran tersokong kinerja aset saham dan obligasi
Menurutnya, saat ini masih banyak masyarakat Indonesia yang belum melek soal investasi. Oleh karena itu, melalui kerjasama ini, Teddy berharap akan semakin banyak masyarakat yang memiliki kesadaran akan berinvestasi. Apalagi, dengan keberadaan teknologi yang dapat menjangkau seluruh pelosok dan memudahkan pengguna.
“BIB saat ini sudah punya jangkauan yang luas, dari sisi produk juga dapat dibeli dengan harga yang sangat terjangkau. Kami berharap, ini akan membantu penetrasi inklusi keuangan di Indonesia dan ke depannya semua masyarakat bisa berinvestasi,” imbuh Teddy.
Sementara Chief Operating Officer BIB Dhinda Arisyiya mengungkapkan, saat ini pihaknya masih akan berfokus pada tiga hal. Pertama, menjangkau investor seluas-luasnya dengan terus memberikan kemudahan aksesibilitas investasi. Ia berharap, dengan teknologi yang dimiliki Bukalapak akan membuat investor punya akses untuk investasi sebesar-besarnya, mudah, praktis, dan tidak terbatas waktu dan wilayah.
Baca Juga: Dana kelolaan reksadana kembali turun pada Februari 2021
Kedua, BIB juga akan berfokus pada affordability, jadi semua masyarakat bisa berinvestasi dengan terjangkau. Bahkan, di BIB, terdapat produk yang minimal investasinya hanya Rp 1.000 saja.
Ketiga, Dhinda bilang pihaknya juga memberikan interface yang user friendly serta keamanan. Apalagi, BIB juga sudah mendapat lisensi menjadi Agen Penjual Efek Reksa Dana (APERD) dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada akhir tahun lalu. Dengan teknologi yang sudah dimiliki Bukalapak, dia berharap masyarakat bisa dengan mudahnya berinvestasi secara terjangkau, dan aman.
“Selain itu, kami juga masih menjajaki untuk terus bereksplorasi menghadirkan produk baru lagi, baik reksadana, saham, emas, bahkan aset kripto. Di tahun ini, semoga BIB bisa lebih banyak mengajak investor pemula dan milenial. Semoga bisa menggaet 500.000 investor baru,” pungkas Dhinda.
Baca Juga: Fintech dan e-commerce berlomba pasarkan tabungan emas
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News