Reporter: Amailia Putri Hasniawati | Editor: Dupla Kartini
JAKARTA. PT Budi Acid Jaya Tbk (BUDI) menyelesaikan sisa utang yang jatuh tempo tahun ini senilai Rp 48 miliar.
Direktur Utama BUDI Santoso Wianata mengungkapkan, total utang yang jatuh tempo tahun ini jumlahnya sekitar Rp 66 miliar. Namun, sebagian sudah diselesaikan, sehingga sisanya Rp 48 miliar.
Kata Santoso, perseroan akan menggunakan dana internal untuk membayar sisa utangnya. Pereroan mengajukan pinjaman kepada lembaga keuangan asing sekitar US$ 14 juta dengan masa pinjaman hingga 2013.
Berdasarkan laporan keuangan produsen sorbitol itu, utang valas diperoleh dari sejumlah lembaga keuangan asing seperti Sumitomo Corporation (Jepang), Cargill Financial Services International Inc (Amerika Serikat), dan Hua Nan Commercial Bank Ltd (Singapura). Sementara utang berdenominasi rupiahnya dari Bank Mandiri.
Total utang valas dari sejumlah kreditur asing mencapai US$ 14 juta itu digunakan BUDI untuk membangun pembangkit listrik tenaga bio gas (PLTBG), yang dipakai guna memenuhi kebutuhan listrik sejumlah pabrik milik Perseroan. PLTBG itu, kata Santoso, bisa menekan beban biaya produksi hingga 10%.
Sementara, untuk tahun depan, utang yang harus diselesaikan Perseroan sekitar Rp 84 miliar - Rp 85 miliar.
Kinerja perseroan sepanjang tahun 2010 cukup baik, hanya saja terkendala melambungnya harga bahan baku yang membuat laba BUDI terkikis. Tahun ini, peseroan menargetkan bisa membukukan penjualan bersih Rp 2,1 triliun, dengan laba bersih Rp 40 miliar. Hingga kuartal III 2010, penjualan bersih perseroan sebesar Rp 1,48 triliun dan laba bersihnya Rp 24,84 miliar.
Tahun depan, Santoso menargetkan akan mencatatkan pertumbuhan penjualan bersih 20% atau menjadi sekitar Rp 2,5 triliun dan laba bersih Rp 140 miliar dengan asumsi harga bahan baku kembali normal.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News