Reporter: Wahyu Satriani | Editor: Ruisa Khoiriyah
JAKARTA. Rencana PT Bank Tabungan Negara Tbk menerbitkan saham baru atawa rights issue pada tahun ini, kemungkinan bakal berjalan mulus.
Rights issue itu akan digelar pada kuartal III-2012 dengan harga saham baru dibanderol senilai Rp 1.620 per saham.
"Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) sudah menyetujui rights issue tersebut, sehingga akan kami lakukan pada kuartal III ini," ungkap Saut Pardede, Direktur Keuangan dan Tresuri BTN, kepada KONTAN, Selasa (10/7).
Jumlah saham baru yang akan dilepas oleh BTN sejumlah 10%. Setelah rights issue nanti, pemerintah masih tetap sebagai pemegang saham mayoritas dengan kepemilikan saham sekitar 60%.
Saat ini, kepemilikan pemerintah di bank pelat merah itu sekitar 71,8%. Di mana, sekitar 1,8% di antaranya merupakan management stock option plan alias program saham karyawan (MSOP) yang belum diserap.
MSOP ini merupakan program yang digelar ketika BTN menggelar penawaran saham perdana alias initial public offering, dengan jangka waktu penyerapan selama lima tahun. "Sehingga, saat ini masih ada MSOP yang belum diserap," jelas Saut.
BTN menargetkan bisa menjaring dana Rp 2 triliun dari aksi rights issue ini. Dana ini nanti akan dimanfaatkan BTN untuk membiayai ekspansi kredit bank spesialis kredit perumahan ini.
BTN akan menggunakan dana rights issue untuk mempertahankan rasio kecukupan modal di level 12%.
"Kredit kami tumbuh tinggi, di kuartal I lalu juga penyaluran kredit kami melebihi estimasi semula sehingga kami memerlukan banyak dana," ujar dia.
Di sisi lain, BTN saat ini tengah menyiapkan sekuritisasi aset. Dengan sekuritisasi aset tersebut, BTN menargetkan bisa meraih tambahan dana lagi sekitar Rp 1 triliun. Asal tahu saja, tahun ini BTN membutuhkan Rp 30 triliun untuk penyaluran kredit.
Irman Zahiruddin, Direktur BTN, menuturkan, sampai kuartal II-2012, nilai outstanding kredit yang telah disalurkan oleh BTN mencapai Rp 73,42 triliun. Tumbuh 30% year on year.
Pada periode yang sama tahun lalu, nilai penyaluran kredit BTN mencapai Rp 56,49 triliun. Hingga kini, menyumbang terbesar masih dari penyaluran kredit pemilikan rumah (KPR).
Perseroan menargetkan, pertumbuhan kredit tahun ini bisa dikerek hingga mampu tumbuh mencapai 24%-27%. Pada penutupan perdagangan kemarin, saham berkode BBTN ini ditutup naik 0,8% ke level Rp 1.260 per saham.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News