Reporter: Abdul Wahid Fauzi | Editor: Test Test
JAKARTA. PT Bakrie Telecom Tbk (BTEL) semakin mematangkan rencana penerbitan surat utang atau obligasi berdenominasi dollar Amerika Serikat (AS). Perusahaan halo-halo Grup Bakrie itu sudah menunjuk tiga penasihat keuangan untuk memuluskan aksi korporasinya.
Ketiga penasehat keuangan itu adalah Merril Lynch, Morgan Stanley, dan Credit Suisse. "Obligasinya dollar, yang nilainya bisa mencapai US$ 250 Juta," kata Direktur Keuangan BTEL, Jastiro Abi, kemarin (25/3).
Namun, dia menambahkan, penerbitan obligasi global hanya merupakan satu dari dua kajian lain yang sedang dipertimbangkan oleh BTEL bersama penasehat keuangannya. Dua sumber pendanaan lain yang masuk daftar kajian adalah pinjaman bank dan pembiayaan dari vendor (vendor financing).
Nah, penasehat keuangan itulah yang nantinya akan mencari pendanaan paling murah dan efisien bagi BTEL. "Sebelum Semester I 2010, sudah akan ada keputusan pendanaan," ujar Jastiro.
Pendanaan mana yang akan dipakai, tentunya sangat tergantung dari kondisi pasar, termasuk tingkat suku bunga yang ditawarkan. Jastiro bilang, BTEL sudah menjajaki pinjaman dari sekitar dua bank asing. Tapi, dia belum mau membocorkan identitas kedua institusi bank asing tersebut.
Sementara bagi vendor financing, sudah ada dua perusahaan yang tertarik memberikan pinjaman. Jastiro mengungkapkan, mereka berasal dari Eropa dan China.
Yang jelas, pendanaan ini dibutuhkan oleh BTEL untuk membiayai anggaran belanja modalnya (capex) tahun 2010. Tak hanya itu, dana tersebut juga digunakan untuk refinancing utang dan pengembangan usaha.
Sekedar informasi, tahun ini BTEL menganggarkan belanja modal sebesar US$ 200 juta. Rencananya, dana tersebut akan digunakan untuk membiayai penambahan menara, bandwith serta layanan pendukung telekomunikasi. Tahun ini, BTEL menargetkan mampu menggaet 14 juta pelanggan seluler.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News