Reporter: Dityasa H Forddanta | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Beberapa waktu lalu, Fitch Ratings memutuskan untuk memangkas peringkat Issuer Default Ratings jangka panjang mata uang asing dan mata uang lokal milik PT Bakrie Telecom Tbk (BTEL) dari CCC menjadi CC.
Selain itu, Fitch juga sudah menurunkan peringkat obligasi senilai US$ 380 juta yang dijamin sepenuhnya oleh BTEL dari CCC ke CC. Prospek stabil untuk peringkat ini juga dihapus serta akan jatuh tempo pada Mei 2015 mendatang.
Obligasi yang dimaksud adalah Guaranteed Senior Notes yang diterbitkan entitas anak BTEL, Bakrie Telecom Pte Ltd sebesar US$250 juta yang terdaftar di Singapore Exchange Securities Trading dengan tingkat suku bunga 11,5% per tahun dan jatuh tempo pada 7 Mei 2015 dan utang Wesel Senior sebesar US$130 juta yang diterbitkan oleh entitas anak yang sama pada 27 Januari 2011.
Kala itu, Fitch berpendapat, BTEL kemungkinan besar akan merestrukturisasi utang senior tanpa jaminan senilai US$ 380 juta karena lemahnya likuiditas dan kecilnya kemungkinan perbaikan operasional. Kendati demikian, manajemen BTEL tetap optimistis mampu melunasi semua utangnya tersebut.
"Bahkan, utang obligasi Bakrie Telecom I kami sudah lunas sejak tahun lalu," tukas Anindya Novyan Bakrie, Komisaris Utama BTEL, Selasa (11/6).
Ungkapan itu mengacu pada pelunasan utang Obligasi Bakrie Telecom I dengan nilai nominal Rp 650 miliar yang diterbitkan pada 2007 lalu. Manajemen mengaku, pihaknya memperoleh suntikan dana dari para pemegang saham BTEL senilai Rp 650 miliar untuk melunasi tunggakan tersebut pada September 2012 lalu.
Lebih jauh Anindya menjelaskan, untuk utang Guaranted Senior Notes senilai US$ 380 juta itu untuk sementara dilunasi bunganya terlebih dahulu setiap enam bulan. Adapun nilai bunga yang wajib dibayar BTEL senilai US$ 22 juta.
"Untuk membayar bunganya kami ambil dari kas internal, dan sudah kami bayar bulan lalu. Dengan laba sebelum pajak, depresiasi dan amortisasi (EBITDA) kami di 2012 lalu yang jumlahnya hampir mencapai Rp1 triliun, kami optimistis dapat membayar utang tersebut dalam dua tahun mendatang," jelas Anindya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News