Reporter: Kornelis Pandu Wicaksono | Editor: Yuwono Triatmodjo
JAKARTA. Pengembang properti, PT Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE) menggandeng sejumlah perusahaan asing untuk ikut berkontribusi membesarkan bisnisnya. Setelah menggandeng investor asal Jepang AEON di awal 2013 dan Hong Kong Land di akhir tahun lalu, kali ini BSDE menggandeng Courts, peritel asal Singapura.
Kerjasama BSDE dengan Courts nantinya akan dinamakan Big-Box dan terletak di BSD City. Peritel produk elektronik, furnitur dan gadget tersebut rencananya akan mendirikan gerai di lahan milik BSDE seluas 18.000 m².
Para analis yang dihubungi KONTAN menilai positif langkah BSDE menggandeng perusahaan asing tersebut. Analis Mandiri Sekuritas Rizky Hidayat menilai, kerjasama dengan Courts akan membawa dampak positif bagi BSDE karena masa kontrak kerjasama yang selama 30 tahun. "Setidaknya ada recurring income (pendapatan berulang) selama 30 tahun," ujar Rizky.
Kerjasama antara BSDE dengan Courts dilakukan dengan konsep build to suit alias pembangunan sesuai pesanan. Courts sebagai penyewa, sementara BSDE yang menyediakan lahan dan infrastrukturnya.
Manajemen BSDE memang berencana meningkatkan proporsi sumbangan pendapatan berulang menjadi 30% dalam lima hingga 10 tahun mendatang, dari porsi saat ini yang baru sebesar 19% dari total pendapatan.
Analis BNI Securities Thendra Chrisnanda dalam risetnya, kemarin (31/7), menyebutkan, rencana BSDE meningkatan porsi recurring income memang tepat. Upaya tersebut untuk mengantisipasi tren peningkatan suku bunga, serta melemahnya permintaan rumah khususnya segmen menengah atas.
"Kerjasama BSDE dengan investor asing itu menunjukkan kepercayaan investor terhadap prospek bisnis BSDE di masa mendatang," imbuh Steven Gunawan, analis Batavia Prosperindo Sekuritas.
Bagi Steven, kerjasama dengan investor strategis tersebut membawa keuntungan tersendiri bagi BSDE. "Kerjasama dengan Hong Kong Land, misalnya, akan mendatangkan revenue dari penjualan rumah," terang Steven.
Steven juga menilai, valuasi harga saham BSDE saat ini masih murah. Saham ini diperdagangkan dengan rasio harga berbanding laba bersih per saham PER sebesar 11,8 kali. Sedangkan PER sektoralnya sudah 18 kali.
Sedangkan, menurut Rizky, jika dilihat dari nilai aset bersih atau net asset value (NAV), BSDE sudah sesuai rata-rata sektoral yakni di level 0,50 kali-0,60 kali.
Ketiga analis itu sama-sama merekomendasikan beli saham BSDE. Thendra memberi target target harga di Rp 2.800, Rizky di Rp 2.230 dan Steven di Rp 2.261 per saham. Kemarin (31/7), harga BSDE naik 1,94% ke posisi Rp 1.580.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News